Oleh: dr Bagus Dwiki Arya Darma SKed
DI TENGAH maraknya pandemi Covid-19 banyak sekali pasien yang masih ragu untuk melakukan tindakan di rumah sakit. Salah satunya contoh tindakan adalah operasi, baik operasi minor ataupun mayor di rumah sakit. Keamanan operasi di tengah pandemi Covid-19 menjadi trending topik yang paling sering dicari di portal search engine.
Secara umum memang operasi yang dilakukan di tengah pandemi memiliki risiko yang lebih tinggi, namun perlu diperhatikan bahwa setiap RS memiliki prosedur Protokol Kesehatan guna menjamin keselamatan pasien, operator, dan Nakes lainnya.
Terdapat dua tipe operasi yaitu operasi yang sudah terencana dan operasi darurat. Perbedaan kedua tipe operasi ini adalah operasi terencana yakni operasi yang sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Sedangkan operasi darurat merupakan operasi dilakukan karena mendesak perlu dilakukaan saat itu juga guna menyelamatkan nyawa pasien.
Jika dilihat dari tipenya, operasi terencana merupakan operasi yang sudah direncanakan oleh dokter bedah, dimana tipe operasi ini biasa dilakukan evaluasi dulu kemudian dilakukan penilaian apakah operasi ini bisa ditunda atau tidak dan jika ditunda kira-kira berapa lama. Adapun operasi seperti operasi hernia, katarak, tumor, operasi wajah dan payudara merupakan operasi yang bisa ditunda karena tidak mengancam nyawa.
Pada pasien gawat darurat di IGD merupakan pasien yang memerlukan penanganan mendesak, pasien ini sering kali membuat dokter harus berpacu dengan waktu. Minimnya waktu persiapan ini membuat beberapa prosedur kesehatan harus dilakukan secara cito seperti lab, rontgen, informed consent, dan suplai darah.
Hal ini disebabkan karena jenis operasi ini tidak bisa ditunda dan harus dilakukan dalam kurang dari dua puluh empat jam, demi mencegah risiko pasien kehilangan nyawa. Adapun operasi seperti trauma akut, kardiotoraks, vascular, stroke, dan patah tulang terbuka merupakan jenis operasi yang perlu ditindaki secara cepat.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam operasi di saat pandemi Covid-19 adalah kesiapan rumah sakit. Rumah sakit menjadi kunci keberhasilan dalam penanganan operasi di kala pandemi, karena rumah sakit harus bisa memastikan keamanan dan membuat rasa percaya bagi pasien dan keluarga guna mencegah risiko penularan Covid-19.
Protokol pencegahan di rumah sakit bisa meliputi pengadaan hand-sanitizer di semua sudut rumah sakit, peniadaaan jam besuk, kawasan wajib masker, dan pembersihan harian dengan alkohol setiap hari. Pencegahan yang dilakukan di tempat operasi bisa dilakukan melalui pemeriksaan berkala seperti PCR/Swab Antigen bagi semua tenaga kesehatan, penggunaan alkohol dan steam steril untuk pembersihan alat alat operasi, penggunaan masker berlapis dan APD yang sesuai di meja operasi merupakan tindakan prevensi yang bisa dilakukan di rumah sakit.
Kebersihan rumah sakit merupakan topik yang sensitif bagi pasien, hal ini karena perlu diingat bahwa Covid-19 adalah penyakit yang mudah menyerang orang yang memiliki daya tahan tubuh lebih rendah. Pasien setelah selesai operasi membutuhkan waktu penyembuhan yang lebih lama dan lebih rentan terpapar oleh virus Covid-19. Hal ini membuat kebersihan dan ketaatan rumah sakit dalam menjalani Protokol Kesehatan menjadi alasan keberhasilan dalam pencegah Covid-19. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh CDC yang menemukan bahwa pasien dengan riwayat penyakit bawaan (hipertensi, diabetes) memiliki potensi meninggal karena terinfeksi Corona 6 kali lebih tinggi dibanding pasien tanpa penyakit bawaan.
Komunikasi dan pemberian info sebelum melakukan operasi merupakan hal yang krusial, pasien berhak menerima info dari rumah sakit, dan mendapatkan second opinion dari dokter bedah terkait mengenai urgency dari operasi yang akan dilakukan. Jika operasi dinilai tidak aman dan tidak bisa dilakukan oleh dokter karena tidak aman maka penundaan merupakan jalan yang bisa ditempuh. Perlu diingat dalam pelaksaanan operasi di tengah pandemi Covid-19, hubungan (komunikasi) dengan dokter bedah Anda merupakan kunci keberhasilan dalam operasi, dan pencegahan penyebaran Covid-19. **