Prosesi Ngiring Ida Sesuhunan Dewa Ayu Desa Jimbaran, Pengguna Jalan Diimbau Cari Jalan Alternatif

sesuhunan
Warga Desa Adat Jimbaran berjalan kaki ke Pura Uluwatu dalam prosesi Ngiring Ida Sesuhunan Dewa Ayu Desa Jimbaran. (ist)

MANGUPURA | patrolipost.com – Puluhan ribu pemendek akan berjalan kaki dari Desa Adat Jimbaran ke Pura Luhur Uluwatu, Badung, Minggu 11 Mei 2025 dalam prosesi Ngiring Ida Sesuhunan Dewa Ayu Desa Adat Jimbaran Mepasupati ke Pura Uluwatu. Para pengguna jalan di sepanjang rute tersebut diimbau agar mencari jalan alternatif agar tidak terhambat beraktivitas.

Pecalang Desa Adat Jimbaran dalam video yang diunggah di media social Instagram menyebutkan arus lalu lintas akan ditutup dan dialihkan mulai pukul 06.00 Wita sampai iring-iringan tiba di Pura Uluwatu. Diperkirakan iring-ringan yang bergerak dari Catus Pala Desa Adat Jimbaran (Jalan Uluwatu I) sampai di Pura Uluwatu pukul 10.00 Wita.

Bacaan Lainnya

Selanjutnya, usai prosesi di Pura Uluwatu, iring-iringan akan kembali ke Desa Adat Jimbaran keesokan harinya, Senin (12/5/2025). Rombongan bergerak pukul 06.00 Wita dan diperkirakan sampai di Desa Adat Jimbaran pukul 10.00 Wita. Selama rentang waktu itu, arus lalu lintas kembali ditutup, dan masyarakat serta wisatawan yang beraktivitas di seputaran wilayah itu diminta agar mencari jalan alternatif.

Desa Adat Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, kembali akan menggelar upacara Masupati Sesuhunan Ida Bhatara Dewa Ayu, yang akan digelar di Pura Luhur Uluwatu, Desa Pecatu. Upacara sakral yang biasanya digelar setia 2,5 tahun sekali ini, akan diawali dengan tradisi ngiringang sesuhunan dari Pura Ulun Siwi, Jimbaran, menuju Pura Luhur Uluwatu.

Prosesi ini akan dilakukan dengan berjalan kaki melibatkan sebanyak puluhan ribu krama, pada 11-12 Mei 2025. Selama pemargi menuju Pura Uluwatu, ruas Jalan Uluwatu I hingga ke Jalan Raya Uluwatu Pecatu, akan ditutup sementara dan tidak bisa dilintasi kendaraan.

Upacara ini rutin dilaksanakan setiap 2,5 tahun sekali, namun akibat pandemi Covid-19 ditiadakan pada 2022, dana dilaksanakan tahun 2023, dan kembali diadakan tahun ini (2025).

Ketua Pecalang Desa Adat Jimbaran I Nyoman Suwirya mengatakan, kegiatan ini tentunya akan mengganggu arus lalu lintas di kawasan Jimbaran hingga Pecatu. Khususnya arus lalu lintas di sepanjang Jalan Raya Uluwatu.

Sebab saat prosesi nanti, iring-iringan Ida Batara cukup panjang mencapai 5 – 6 kilometer. Warga akan berjalan kaki mulai dari Pura Ulun Swi Jimbaran sekitar pukul 06.00 Wita ke arah Simpang Patung Nakula Sahadewa. Kemudian dilanjutkan ke pertigaan Kampus Politeknik Negeri Bali menuju persimpangan Balangan, dan menuju Pura Parerepan Pecatu untuk beristirahat. Setelah istirahat sejenak, iring-iringan akan melanjutkan perjalanan menuju Pura Luhur Uluwatu.

Keesokan harinya, pada Senin 12 Mei 2025, yang bertepatan dengan hari Purnama, rombongan akan memulai perjalanan kembali dari Pura Parerepan Pecatu menuju Desa Adat Jimbaran pada pukul 06.00 Wita. Estimasi panjang iring-iringan saat kepulangan mencapai 3 hingga 4 kilometer.

Kata Suwirya, untuk meminimalkan dampak kemacetan, lalu lintas akan dialihkan yakni dari Jalan Raya Uluwatu SPBU depan Kampus PNB dialihkan ke Timur melalui Jalan Raya Kampus Unud. Kemudian dari arah Utara (Simpang Patung Nakula Sahadewa di Jalan Raya Uluwatu) dialihkan putar balik ke Jalan Nusa Dua lalu ke Jalan Siligita.

Kemudian dari arah Hotel The Apurva Kempinski Bali menuju Jalan Raya Uluwatu Pecatu dialihkan pada area Perempatan Nirmala ke Jalan Dharmawangsa, Kutuh, atau ke arah Jalan Pantai Balangan.

“Karena di Jimbaran tidak banyak jalan alternatif, paling tidak kami arahkan ke Bypass Ngurah Rai. Setelah melintasi Desa Ungasan kami dibantu oleh pecalang desa adat ungasan untuk membantu mencarikan jalur alternatif kepada warga terdekat di sana. Harapan kami pengguna jalan bisa memahami dan menyesuaikan rute,” ucapnya, dikutip dari baliprawara.

Mendukung kelancaran dan keamanan upacara, sebanyak 70 pecalang disiagakan. Sebanyak 10 orang pecalang akan ditugaskan melakukan pengawalan iring-iringan, sementara 60 lainnya disebar di titik-titik strategis seperti gang dan simpang jalan guna mensterilkan arus kendaraan. (807)

Pos terkait