Proyek Paving Lapangan Mudita Bangli Belum Dibayar

BANGLI | patrolipost.com – Proses pengerjaan paving di areal Lapangan Kapten Mudita, Bangli sudah kelar sejak dua bulan lalu, namun beredar informasi bahwa proyek tersebut belum dibayar Pemkab ke pihak rekanan.

“Pengerjaan sudah kelar dilaksanakan pihak rekanan sebelum 17 Agustus lalu, namun pihak rekanan sampai saat ini belum menerima bayaraan,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya, Senin (23/9).

Dengan belum terbayarkan kegiatan tersebut tentu menjadi beban pihak rekanan, terutama bagi rekanan yang bermodalkan  pinjaman di bank. “Kalau samapi berbulan-bulan tidak dibayar, tentu berapa uang yang harus dikeluarkan untuk membayar bunga kredit bank,” sebutnya.

Sementara itu pihak pengambil kegiatan paving, Komang Wiarsana saat dikonfirmasi membenarkan kalau kegiatan paving yang dikerjakanya belum dibayar. Untuk anggaran kegiatan sebesar Rp 196 juta dan proses pengerjaan dimulai bulan Juni dan sudah kelar bulan akhir Juli. Terkait belum dibayarkanya kegiatan tersebut, Komang Wiarsana hanya menunggu, namun demikian ia berharap anggaran bisa cair secepatnya. “Kami harap bisa segera bisa cair,” ujarnya singkat.

Terpisah Kabag Umum Setda Bangli, I Made Mahendra Putra saat dikonfirmasi mengatakan, untuk kegiatan paving memang sudah kelar sementara pembayaran masih dalam proses. “Untuk pembuatan SPJ sudah dan dalam waktu dekat ini pihak rekanan sudah bisa mengajukan amprah untuk pembayaran,” ungkapnya.

Ditanya terkait lamanya proses pembayaran proyek tersebut, Made Mahendra Putra menyebutkan jika pihaknya masih menunggu anggaran. “Untuk proyek ini sumbernya dari pajak bea balik nama kendaraan bermotor (BBNKB). Kemarin sempat macet, namun sekarang sudah proses, tidak sampai seminggu dana bisa cair dan langsung dibayarkan,” sambungnya.
Menurut Mahendra Putra, pemasangan paving tersebut adalah masukan atau saran yang disampikan oleh Purna Paskipbraka Indonesia (PPI) Bangli. Berkaca dari pengalaman, Kabupaten Bangli yang kerap diguyur hujan mengakibatkan kondisi lapangan  tempat upacara menjadi becek dan berlumpur.
“Berkaca dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya kondisi lapangan yang becek dan berlumpur sangat menggaggu pasukan pengibar bendera saat bertugas,” katanya.
Sebelumnya, untuk antisipasi ketika kondisi lintasan becek maka dilakukan proses pengurukan (penimbunan) menggunakan pasir. Jika diurug dengan pasir, tidak hanya butuh waktu dan biaya, tapi manfaatnya tidak untuk jangka panjang. Dari hasil mempertimbangkan untuk efisiensi anggaran maka tahun ini lintasan dipaving.
“Paving bisa bertahan dalam waktu yang lama. Ke depannya lintasan yang dipaving tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, seperti pemberian pelayanan kesehatan, pameran dan kegiatan sosial lainnya,” sebutnya. (sam)

Pos terkait