BANGLI | patrolipost.com – Pemerintah Kabupaten Bangli sebelumnya menetapkan Pucuk Bang atau kembang sepatu menjadi maskot Bangli. Untuk melengkapi maskot, kini tengah digarap tari kreasi maskot pucuk bang. Sejak sepekan terakhir mulai dilakukan penggarapan materi tabuh yang dikoordinir oleh seniman serta akademisi lokal Bangli yakni I Ketut Garwa.
Ketut Garwa mengatakan, dirinya dipanggil oleh Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta untuk membahas penggarapan tari kreasi maskot pucuk bang. Dari pertemuan tersebut, membuahkan hasil yakni dibuatnya tari yang menggambarkan pucuk bang.
Untuk penggarapan tari tersebut para pemuda di wilayah Kota Bangli dilibatkan. Dalam garapan tari maskot ini melibatkan perwakilan pemuda di Bangli. “Para pemuda ini terlihat dalam garapan tabuh, tari, gerong atau sinden. Ada puluhan orang terlibat dalam tari maskot pucuk bang ini,” ungkapnya Minggu (11/4/2021).
Lebih lanjut, para pemuda yang ikut andil tentunya memiliki skil, baik di tabuh ataupun tari. Yang mana mereka berasal dari Kelurahan Kawan, Kelurahan Cempaga, Kelurahan Bebalang, Kelurahan Kubu, Kecamatan Desa Sulahan, Kecamatan Susut. Setidaknya untuk penabuh saja ada 40 orang.
Menurut Ketut Garwa yang juga dosen ISI Denpasar ini, untuk tabuh sendiri menggunakan gong gede. “Yang kami tahu untuk tari kreasi maskot daerah lain belum ada menggunakan gong gede,” jelasnya di sela-sela kegiatan latihan.
Pria asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang ini menyebutkan dipilihnya gong gede karena di sebagian besar wilayah Bangli memiliki gong gede. “Gong gede tersebar di seluruh wilayah Bangli. Sejatinya ini salah satu potensi Bangli yang dapat digarap dengan optimal. Ketika saat komunikasikan dengan Bapak Bupati, beliau setuju untuk menggunaan gong gede,” ujarnya.
Di sisi lain, khusus untuk tari digarap oleh Dewa Nyoman Sedana Arta yang merupakan Seniman asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut. Penari tari maskot pucuk bang nanti berjumlah 9 orang. Penari yang dipilih dilihat dari kemampuan serta penampilan.
“Sementara ini proses penggarapan masih terpisah antara tari dan tabuh. Namun setiap materi dikirimkan menggunakan video sehingga bisa disesuaikan gerak tari dan tabuh,” terangnya.
Pelaksanaan latihan, Ketut Garwa mengatakan untuk tabuh dipusatkan di Puri Agung Bangli. Kemudian untuk tari di Desa Sulahan. Untuk sementara latihan terpisah, karena masih pengerjaan materi. Jika sudah lengkap, maka akan disatukan antara tabuh dan tari tersebut.
Mantan Wakil Rektor ISI Denpasar ini menjelaskan, tari maskot pucuk bang menggambarkan makna pucuk bang yakni lambang sifat keberanian yang berlandaskan kesucian. “Durasi tari sekitar 11 menit. Meski waktu singkat namun memiliki makna yang kuat,” tandasnya.
Tari maskot pucuk bang ditarget rampung sebelum HUT Bangli. Sehingga dalam puncak HUT Bangli 10 Mei mendatang, tari maskot dapat dipentaskan. Pihaknya yakin dapat merampungkan tari kreasi maskot pucuk bang tersebut.
“Kami optimis dapat menyelesaikannya, ini tidak terlepas dari dukungan seluruh pihak,” imbuhnya. (750)