BANGLI | patrolipost.com – Sejak sepekan terakhir puluhan ekor babi di Banjar Penarukan, Desa Persiapan Pulasari, Kecamatan Tembuku mati. Selain itu beberapa ekor sapi diduga terserang penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sejauh ini belum ada petugas dari Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli turun lakukan pengecekan. Di sisi lain anggota DPRD Bangli, I Nengah Reken mendesak Dinas PKP turun lakukan pengecekan.
Salah seorang peternak babi, Putu Parsa mengaku sebelumnya sempat beli bibit babi dari 4 ekor indukan dengan jumlah bibit babi sebanyak 43 ekor. Bibit babi yang dibeli umurnya 40 hari. Setelah hampir dua pekan dipelihara, 10 ekor babi dari satu induk alami gejala mencret. Babi tidak mau makan dan kondisi babi kurus serta keluarkan berak bercampur darah,
“Saya sempat panggil mantri hewan untuk mengobati, namun dalam hitungan sepekan 10 ekor bibit babi akhirnya mati,” ujarnya, Selasa (2/8/2022).
Kata Putu Parsa akibat kejadian tersebut dia mengalami kerugian Rp 11,5 juta. Disinggung apakah penyebab bibit babi mati karena salah pakan, menurutnya bukan karena salah pakan. Jika dibilang salah pakan mungkin semua bibit babi mati, yang mati dari satu indukan.
Sebut Putu Parsa, hal serupa juga dialami peternak Wayan Suka sebanyak 23 ekor bibit babi, 3 indukan dan 20 ekor bibit babi miliknya mati.
“Tidak tutup kemungkinan babi terserang virus, untuk mengetahui penyebabnya, kami memohon petugas turun lakukan pengecekan,” jelasnya.
Selain memelihara babi, Putu Parsa mengaku juga memelihara beberapa ekor sapi. Satu ekor sapi diduga terserang PMK. Dari mulut keluar buih dan sapi tidak mau makan. Karena tidak ada penanganan dari dinas, pengobatan dilakukan secara tradisional yakni mulut sapi disemprot dengan cairan air garam yang dicampur madu, cuka dan lemon.
”Setelah tiga hari disemprot secara rutin kondisi sapi sudah mulai membaik,” ujarnya.
Sementara itu anggota DPRD Bangli I Nengah Reken mendesak dinas terkait turun lakukan pengecekan. Realita yang terjadi belakangan ini menyebakan para peternak sapi dan babi diselimuti perasaan cemas. Dewan dari Fraksi Golkar ini meminta agar pemerintah tidak menutup nutupi kasus PMK, karena justru akan mempersulit lakukan penanganan PMK.
”Buktinya beberapa sapi yang sebelumnya diduga terrpapar PMK tidak dilakukan pengambilan sampel untuk uji Lab,“ ungkapnya. (750)