SEMARAPURA | patrolipost.com – Pengikisan tanah (abrasi) semakin meluas di sepanjang pesisir Pantai Lepang sampai Sidayu, Desa Takmung Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung. Diperkirakan, puluhan hektar lahan pertanian rusak akibat hantaman ombak dalam sepuluh tahun terakhir.
“Dalam sepuluh tahun terakhir, diperkirakan sekitar 20-an hektar lahan pertanian sudah hilang akibat abrasi,” ujar Perbekel Desa Takmung Nyoman Mudita, Rabu (26/6).
Kondisi itu, kata Mudita, harus mendapat perhatian serius instansi terkait di jajaran Pemkab Klungkung. Jika dibiarkan, tidak mustahil rumah penduduk di dekat pantai ikut lenyap ditelan ombak.
Dijelaskan Mudita, aparat desa bersama pengelola hotel di sekitarnya sudah berupaya sendiri melakukan penanganan sesuai kemampuannya. Mereka memasang karung-karung pasir di sekitarnya, dengan tujuan menahan ombak agar abrasi tidak meluas. Tetapi, ganasnya ombak gelombang membuat penanganan itu sia-sia. Ombak tinggi yang akhir-akhir ini terjadi di Selat Lombok dan Selat Badung justru membuat karung-karung pasir itu terseret arus.
Kondisi abrasi di Pantai Lepang – Sidayu sempat menjadi perhatian pemerintah. Bahkan, pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, pernah turun mengecek langsung situasi pantai tersebut. Saat itu, pihak BWS sependapat, bahwa garis pantai ini mendesak penanganannya, agar abrasi tidak semakin berdampak luas terhadap lingkungan sekitar. Tetapi belum ada realisasi sampai kini.
“Kami berharap penanganan abrasi pantai ini menjadi skala perioritas Pemkab Klungkung,” terangnya.
Dari pantauan, Rabu (26/6) upaya swadaya kembali dilakukan pihak pengembang swasta dengan memasang karung pasir penahan ombak. Sialnya, belum lama setelah dikerjakan, upaya yang dilakukan gagal total. Warga sekitarnya termasuk pihak terkait di wilayah setempat sangat berharap pemerintah daerah, atau pihak BWS bisa memprioritaskan penanganan garis Pantai Lepang-Sidayu, untuk mencegah dampak buruk semakin meluas.
Sementara itu Kadis PUPR KLungkung AA Gde Lesmana menyatakan, sudah mengetahui dampak abrasi di pantai Lepang-Sidayu. Namun, pihaknya menyampaikan bahwa tahun ini belum bisa menangani masalah abrasi di sana. Sebab, sejak perencanaan dan pelaksanaan, penanganan abrasi tahun ini sudah diperioritaskan di Nusa Penida, tepatnya di Pantai Batununggul.
Kondisi pantai di sana tidak kalah serius, bahkan sudah mengancam keberadaan setra setempat. Disamping itu rata-rata pantai di Kabupaten Klungkung juga banyak yang tergerus seperti Pantai Lepang-Sidayu.
“Karena keterbatasan anggaran, penanganan abrasi kami lakukan secara bertahap,” ujarnya.
Dalam APBD Klungkung tahun ini anggaran penanganan abrasi di Dinas PU-PRKP sebesar Rp 2 miliar. Anggaran sebesar itu, hanya mampu mengatasi masalah abrasi pantai paling banyak hanya 100 meter saja. (ana)