BANGLI | patrolipost.com – Puluhan warga di Desa Belanga, Kecamatan Kintamani, Bangli dan petugas medis harus menjalani rapid test. Pasalnya, warga sempat kontak dengan dengan salah satu warganya yang kini berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19).
Bahkan sebelum ditetapkan sebagai PDP warga ini sempat berobat ke klinik dan salah satu rumah sakit swasta di Bangli, dan kini menjalani perawatan di RS Sanjiwani, Gianyar.
Ketua Gugus Percepatan Penangan Covid-19 Kabupaten Bangli, I Made Gianyar saat dikonfirmasi terkait kasus di Desa Belanga mengatakan, awalnya pada Kamis 9 April mendapat informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar yang menyebutkan ada warga Desa Belanga, Kecamatan Kintamani dengan jenis kelamin perempuan berusia 45 tahun merupakan pasien dalam pengawasan (PDP).
Menindaklajuti informasi tersebut petugas dari Dinas Kesehatan Bangli turun ke Desa Belanga. Dari hasil penelusuran petugas yang turun ke Desa Belanga, diketahui jika sebelumnya ada salah satu warga Desa Belanga pulang dari bekerja di kapal pesiar pada 20 Maret lalu. Kondisi yang bersangkutan sehat hingga proses karantina sampai tanggal 3 April pekan lalu.
”Sayangnya, saat menjalani isolasi tidak sesuai dengan SOP, selain melakukan kontak dengan pihak keluarga juga melakukan kontak dengan warga setempat,” ujar Made Gianyar, Jumat (10/4/2020).
Lanjut Made Gianyar, belakangan diketahui kalau ibu dari pekerja kapal pesiar ini, sudah berstatus PDP. Diketahui pula kalau ibu ini pada 7 April sempat berobat di salah satu klinik di Kintamani, kemudian sempat pula berobat di RS BMC Bangli. Kini yang bersangkutan mendapat penangan di RS Sanjiwani.
Dari hasil penelusuran petugas, warga yang baru pulang dari luar negeri ini sempat melakukan kontak dengan sedikitnya 68 orang. “Petugas langsung melakukan rapid test terhadap 68 orang ini. Kemudian untuk ibunya sempat ke klinik (bidan) dan RS BMC, petugas kami juga sudah melakukan penelusuran. Untuk di RS BMC ada 8 orang tenaga medis yang sempat melayani. Untuk petugas klinik ada empat orang,” jelasnya.
Disinggung terkait pelaksanaan rapid test bagi tenaga medis tersebut, Bupati Made Gianyar mengatakan rapid test harus memenuhi klasifikasi. “Rapid test sudah ada prosedurnya, mana saja yang harus ditest karena ini berkaitan dengan ketersediaan alat,” ujarnya.
Menurut Bupati Made Gianyar untuk hasil rapid test bagi warga di Desa Belanga maupun petugas clinik adalah negatif. Warga akan kembali menjalani rapid test tujuh hari lagi.
Semakin bertambahnya kasus di Bangli, Bupati Made Gianyar mengimbau untuk masyarakat mengikuti instruksi pemerintah terlebih lagi bagi mereka yang datang dari luar negeri atau luar kota yang termasuk daerah penyebaran Covid-19.
“Masyarakat cukup ikuti instruksi pemerintah, jangan membandel demi keselamatan bersama. Dalam hal ini kami minta agar tidak hanya menyalahkan pemerintah. Kami tentunya berupaya optimal dalam melakukan penangan Covid-19,” ujar Made Gianyar.
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Bangli dr I Nengah Nadi mengatakan untuk jumlah pasien postif Covid-19 sebanyak 3 pasien dan kini menjalani perawatan di RSUP Sanglah. Sementara untuk hasil rapid test ke dua untuk keluarga pasien di Desa Selulung, Kecamatan Kintamani hasilnya negatif.
“Untuk test kedua bagi warga di Desa Abuan Kecamatan Susut akan dilaksanakan pada hari Rabu mendatang,” ujar Kadiskes asal Karangasem ini.
Sementara disinggung pelaksanaan rapid test bagi pegawai di RS BMC, kata Nengah Nadi, bagi pegawai di BMC akan di rapid test pada hari keempat terhitung dari kontak terakhir dengan pasien PDP.
”Tentu akan dilakukan rapid test mengacu SOP penanganan Corona,” jelasnya. (750)