DENPASAR | patrolipost.com – Puskesmas III Denpasar Selatan (Densel) dan Puskesmas II Denpasar Timur (Dentim) menggelar pembinaan memonitoring penjualan obat jenis sirup dengan menyasar puluhan apotek di wilayahnya, Senin (24/10/2022). Langkah ini merupakan antisipatif untuk menekan merebaknya kasus gangguan gagal ginjal akut pada anak.
Kepala UPTD Puskesmas II Dentim dr I Made Buda MKes mengungkapkan Tim Pembinaan menyisiri sebanyak 11 apotek yang tersebar di beberapa lokasi di wilayah Puskesmas II Dentim. Seperti Desa Penatih Dangin Puri dan juga Kelurahan Penatih.
Dari hasil penyisiran tersebut, tim tidak menemukan lagi adanya apotek yang menjual obat sirup. Terutama semua apotek yang dikunjungi tim, sudah menempelkan informasi bahwa tidak menjual obat jenis sirup.
Dr Buda menambahkan pihak Puskesmas II Dentim juga terus melakukan upaya edukasi kepada warga agar tidak mengonsumsi sembarang obat-obatan. Untuk itu, pihaknya menegaskan akan secara berkelanjutan terus melakukan edukasi kepada warga, baik yang datang ke Puskesmas maupun melalui daerah binaan Posyandu.
“Masyarakat kami minta untuk tetap berkonsultasi kepada tenaga medis dan jika menemukan tanda mengarah ke gagal ginjal akut segera datangi pusat layanan kesehatan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas III Densel drg Putu Judy Satyawati Sudarmo menyebutkan sebanyak 15 apotek yang dikunjungi Tim Pembinaan Puskesmas III Densel. Menurutnya, pihaknya sudah mengantisipasi untuk menyetop semua pemberian sediaan sirup sejak adanya Surat dari Kemenkes tertanggal 18 Oktober 2022 tentang Kewajiban Penyeledikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal pada Anak.
“Baik di Puskesmas induk maupun Puskesmas pembantu di Serangan. Hari ini tim kami melakukan pembinaan ke 15 apotek,” sebutnya.
Pihaknya menuturkan tidak satu pun dari apotek yang dikunjungi tim ditemukan masih menjual sediaan obat sirup. Dimana apotek yang dikunjungi tersebut dinyatakan sudah mematuhi aturan terkait dengan penggunaan obat sirup.
Drg Judy juga menambahkan pihaknya sudah memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kewaspadaan dini jika melihat gejala mengarah ke kasus ginjal akut.
“Melalui media sosial seperti facebook, group WA ataupun Instagram, kami berupaya menyebarkan informasi dan edukasi kepada warga perihal penggunaan obat dan anjuran tentang mewaspadai dan mencegah penyebaran kasus gagal ginjal akut ini,” tutupnya. (030)