WASHINGTON DC – patrolipost.com – Sampai Rabu (4/11/2020) malam waktu AS, calon presiden (capres) dari Partai Demokrat Joe Biden sudah mengantongi 264 electoral vote (suara electoral). Hanya tinggal 6 suara lagi untuk memperoleh 270 suara Elektoral College (Dewan Elektoral), Biden dipastikan menjadi Presiden Amerika Serikat yang baru.
Sedangkan capres petahana Donald Trump baru memperoleh 214 suara electoral. Sampai saat ini, masih ada lima negara bagian yang masih belum rampung menghitung perolehan suara, salah satunya adalah negara bagian kunci Pennsylvania.
Sejumlah media AS melaporkan kemenangan untuk petahana Donald Trump dari Partai Republik di 23 negara bagian termasuk Florida, Texas, Indiana, Kentucky, Missouri, dan Ohio.
Sementara Biden memenangi 22 negara bagian termasuk Delaware, California, dan New York. Selain itu, mantan wakil presiden tersebut juga telah mengambil alih kemenangan di tiga negara bagian yang dimenangkan Trump pada 2016 yakni Arizona, Michigan, dan Wisconsin. Nebraska membagi suara elektoralnya menjadi dua yakni empat untuk Trump dan satu untuk Biden.
Maine dimenangkan oleh Biden, tetapi negara bagian tersebut hanya menyumbang tiga dari empat suara elektoral kepada Biden. Satu suara elektoral di Maine dimenangi oleh Trump. Jika Biden menang di Nevada, secara teori dia akan mendapat 270 suara elektoral yang diperlukan.
Harapan Partai Demokrat yang memprediksi akan menang cepat dan telak bagi Biden rupanya tidak tercapai. Mereka harus menunggu hingga Biden memperoleh minimal 270 suara elektoral. Terlepas dari pandemi yang telah menewaskan lebih dari 230.000 orang AS, perekonomian yang menurun, dan kebijakan luar negeri yang kacau, Trump masih mendapat dukungan dari sebagian besar negara bagian.
Sementara itu, Trump berkicau di Twitter dan mengklaim lawan-lawannya mencoba “mencuri pemilu” meskipun dia tidak memberikan bukti. Twitter membatasi akses unggahan tersebut. “Kami unggul BESAR, tetapi mereka mencoba MENCURI Pemilu. Kami tidak akan pernah membiarkan mereka melakukannya. Suara tidak dapat diberikan setelah Pemungutan Suara ditutup!” Tulis Trump di Twitter.
Pada Rabu, kampanye Trump juga mengajukan gugatan di Michigan untuk menghentikan penghitungan surat suara ketika hasil penghitungan menunjukkan Biden memimpin di negara bagian tersebut.
Tim Kampanye Trump juga menyatakan telah mengajukan gugatan di Pengadilan Michigan untuk menuntut peninjauan surat suara yang dihitung. Selain itu, Tim Kampanye Trump juga akan meminta penghitungan ulang di Wisconsin.
Manajer Tim Kampanye Trump, Bill Stepien, mengatakan ada ketidakberesan di beberapa county di Wisconsin. Tim Kampanye Trump menambahkan akan menggugat untuk menghentikan penghitungan suara di negara bagian Pennsylvania yang menjadi medan pertempuran karena “kurangnya transparansi.”
Mereka mengklaim Partai Demokrat telah “menyembunyikan” penghitungan suara dari pengamat jajak pendapat dari Partai Republik. Beberapa menit kemudian setelah itu, Stepien mendeklarasikan “kemenangan” Trump di Pennsylvania meskipun baru sekitar 85 persen dari seluruh suara yang telah dihitung. (kpc/807)