Anggota SMSI Provinsi Bali.
DENPASAR | patrolipost.com – Black campaign yang kerap berseliweran di luar negeri ataupun media sosial yang mengesankan Indonesia dan Bali tidak profesional menangani pandemi Covid-19, sehingga menimbulkan ketakutan bagi para calon wisatawan untuk datang ke Bali adalah masalah serius yang membutuhkan solusi dan langkah-langkah yang tepat dan efisien. Hal itu menjadi sorotan anggota SMSI Provinsi Bali yang disampaikan Ketua Serikat Media Siber (SMSI) Provinsi Bali, Emanuel Dewata Oja (Edo), disela-sela Rapat Kerja Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Senin (26/7/2021) di Denpasar.
Mencermati berbagai persoalan di atas, Edo menyampaikan, SMSI Provinsi Bali mengimbau sekaligus mengusulkan kepada pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi dan Kabupaten se-Bali untuk melakukan hal-hal sebagai berikut;
-Mendukung sepenuhnya upaya-upaya pemerintah Provinsi Bali, Kabupaten/Kota, TNI dan Polri dalam percepatan penanggulangan pandemi covid-19 di seluruh Bali.
-Mengajak semua pihak melakukan perlawanan terhadap black campaign tentang penanganan pandemi Covid-19 di Bali dengan menggalang kesepahaman dengan seluruh media mainstream di Bali, baik media online, media cetak dan media elektronik agar setiap hari memotret keseharian masyarakat Bali yang taat terhadap prokes penanggulangan covid-19 Bali melalui pemberitaan rutin selama 3-5 bulan.
“Sebab diakui atau tidak, pemberitaan media yang massif akan berdampak bagi pencitraan Bali sebagai provinsi terbaik dalam menangani pandemi Covid-19 untuk selanjutnya dapat membuka mata dunia internasional tentang Bali sesungguhnya. Ingat!!! campaign harus dilawan dengan campaign,” kata Edo mewanti-wanti.
Hal itu sambungnya, sebagaimana pemerintah pusat telah bekerjasama dengan seribu lebih media online di seluruh Indonesia melalui program fellowship atau UBAH LAKU, maka dianjurkan agar Pemerintah Provinsi Bali mem-breakdown program UBAH LAKU tersebut untuk Provinsi Bali dengan melibatkan sebanyak mungkin media online, cetak dan elektronik.
Menetapkan Dinas Kominfos Provinsi dan Kabupaten Kota se Bali bersama seluruh organisasi media dan organisasi wartawan yang ada di Bali sebagai garda terdepan untuk melakukan sosialisasi keseharian masyarakat Bali yang menunjang pencitraan Bali sebagai provinsi terbaik dalam menangani pandemic covid-19.
Lebih lanjut ia juga mengusulkan, data contact tracing perlu dibuka ke publik untuk menunjukan keseriusan pemerintah menangani Covid-19 di Bali dengan tetap mempertimbangkan berbagai ketentuan yang berlaku. Ini untuk menjaga keseimbangan publikasi berlebihan terhadap data kasus positif baik secara nasional maupun lokal yang menimbulkan kepanikan, sekaligus citra WHO terhadap Bali semakin positif.
“Jadi jangan lagi kita bicara soal angka-angka, masyarakat sudah jenuh. Tapi potret aktivitas positif di tengah pandemi Covid-19, sebagai inspiratif,” pungkasnya. (wie)