GIANYAR | patrolipost.com – Sehubungan akan dilaksanakannya Perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1943 yang jatuh pada 14 Maret 2021, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar bersama Polres Gianyar dan Kodim 16/16 Gianyar melaksanakan rapat koordinasi di ruang sidang I Kantor Bupati Gianyar, Senin (8/3) pagi.
Rapat koordinasi dipimpin oleh Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya didampingi Kapolres Gianyar AKBP Dewa Made Adnyana, Dandim 1616 Gianyar Letkol Inf Frandi Siboro, Sekretaris Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan sekaligus Kepala Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Gianyar Ida Bagus Made Viprajana.
Sekda Wisnu Wijaya mengatakan, perayaan Nyepi yang dilaksanakan tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun yang lalu, tetap berjalan sesuai dengan protokol kesehatan yang ketat. Sementara, terkait dengan pelaksanaan melasti yang biasanya dilakukan di pantai, diimbau agar dilakukan di lokasi terdekat. Hal ini dipertegas juga oleh PHDI bahwa akan dibarengi dengan surat edaran.
“Yang ingin melaksanakan melasti dianjurkan mencari alternatif tempat yang terdekat, kalau memang dekat laut silahkan melasti ke laut sedangkan alternatif bisa melasti ke beji,dan kalau tidak memungkinkan silahkan laksanakan dengan cara ngubeng” ucap Sekda Wisnu Wijaya.
Selain pembahasan mengenai melasti yang merupakan rentetan perayaan hari raya Nyepi, juga dibahas tentang pelaksanaan kebaktian umat Kristiani yang bertepatan dengan hari raya Nyepi. Hal tersebut sudah mendapat kesepakatan bersama, bahwa ibadat pada hari tersebut akan dilaksanakan secara virtual dari rumah masing-masing.
”Mengingat perayaan hari raya Nyepi umat tidak diperbolehkan keluar rumah, umat Kristiani sangat menghormati hal tersebut dan melaksanakan ibadat secara virtual,” terang Sekda Wisnu Wijaya.
Sekretaris PHDI dan sekaligus Kepala FKUB Gianyar Ida Bagus Made Viprajana menyampaikan, perayaan Nyepi tahun ini masih dibarengi dengan virus Covid-19, maka hal tersebut setiap upacara pada pelaksanaan hari raya Nyepi tidak terlepas dari protokol kesehatan yang sangat ketat. Salah satunya pada saat pelaksanaan melasti atau mekiyis yang banyak melibatkan masyarakat. Aparat desa diimbau untuk membatasi jumlah orang yang akan mengikuti upacara tersebut. Lebih lanjut Ida Bagus Viprajana menegaskan, terkait hari setelah Nyepi pada saat Ngembak Geni masyarakat umat Hindu biasanya akan melaksanakan silaturahmi ke kerabat, orang terdekat atau rekreasi ke tempat wisata atau pantai.
“Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk tetap tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran virus Covid-19, untuk kebaikan bersama supaya virus ini cepat berlalu,” tegasnya. (kominfo/aj)