DENPASAR | patrolipost.com – Para petinggi Badan Narkotika Nasional (BNN), BNNP dan BNNK seluruh Indonesia mengikuti Rapat Tingkat Pimpinan (Rapim) membahas strategi melindungi negara dan bangsa dari ancaman narkoba. Rapim juga mengevaluasi pelaksanaan kegiatan 2019 dan strategi lima tahun ke depan (2020 – 2024) bertempat di Ballroom Hotel Aston, Denpasar, Selasa (28/1/2020).
Rapim BNN yang digelar selama 3 hari ini diikuti seluruh pejabat eselon I dan II BNN pusat, seluruh kepala BNN Provinsi, Kabupaten dan Kota, serta jajaran undangan pejabat BNN diantaranya Muspida tingkat I Bali yaitu Gubernur Bali I Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Pangdam IX Udayana, pejabat utama Kementerian PAN RB, dan instansi terkait lainnya.
Adapun agenda yang akan dibahas dalam Rapim yaitu terkait dengan isu strategis BNN selama 5 tahun ke depan (2020 – 2024) dengan arah kebijakan dan strategi BNN, serta fokus prioritas pelaksanaan kegiatan, dan target kinerja BNN di tahun 2020.
Kepala Badan Narkotika Nasional Heru Winarko mengatakan, Rapim BNN yang dilaksanakan di Bali ini merupakan forum untuk menghasilkan suatu kebijakan dalam rangka penanganan masalah narkoba di Indonesia.
“Di sini kita rapat mengevaluasi tahun 2019 dan merencanakan tahun 2020 terutama untuk kegagalan pemberantasan peredaran gelap narkoba dan menyampaikan inspirasi kepala BNNP/BNNK bagaimana bekerja sama dengan wilayahnya masing masing,” kata Heru Winarko.
Selain itu, rapat tingkat pimpinan kali ini merupakan langkah awal yang dilakukan BNN dalam rangka menjabarkan visi dan misi Pemerintahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo – Ma’ruf Amin yang menginginkan adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, perlindungan bagi segenap anak bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh masyarakat serta generasi muda dari bahaya narkoba guna mewujudkan SDM Indonesia yang berkualitas dan berkarakter menuju Indonesia Maju.
Gubernur Bali I Wayan Koster menerangkan, mengingat Provinsi Bali menjadi target wisatawan dunia sehingga mengandung risiko yang cukup tinggi maka harus dilanjutkan kebijakan.
“Memang harus sebagai program prioritas janjikan komitmen serius dan dijadikan sebagai strategi untuk menyelamatkan generasi muda kita di Indonesia dan khususnya di Bali karena Bali ini terbuka menjadi destinasi dunia,” terang Gubernur Koster.
Prioritas dan strategi BNN dalam program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) fokus kepada supply dan demand reduction dalam penanganan permasalahan narkotika sebagaimana yang dilakukan oleh dunia internasional.
Selain itu, diharapkan ke depan BNN dengan Pemda dan semua instansi yang terkait masalah pemberantasan pencegahan narkoba ini bisa terlaksana secara optimal. Empat poin yang ditekankan BNN dalam pandekatan demand reduction diantaranya yakni penguatan kapasitas Tim Asesment Terpac penyelenggaraan layanan rehabilitasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, dan pengembangan program P4GN berbasis desa/kelurahan (Desa Bersinar).
Sementara itu, fokus BNN dalam hal supply reduction antara lain pengurangan eradikasi tanaman ganja, penguatan active defence, dan pengembangan pemberdayaan alternatif pada kawasan rawan peredaran gelap narkoba.
Kegiatan tersebut dihadiri para pejabat Eselon II BNN Pusat sebanyak 33 orang, Kepala BNN Provinsi 34 orang dan 173 Kepala BNN Kabupaten/Kota.
Selama kegiatan Rapim BNN di Hotel Aston juga dilaksanakan kunjungan ke beberapa tempat unggulan yang ada di Bali, antara lain Mall Pelayanan Publik (MPP) di Kabupaten Badung, Pilot Project Desa Bersinar, dan meninjau Lapas Narkotika di Bangli. (cr02)