SEMARANG | patrolipost.com – Rasa simpati dan keprihatinan atas tragedi siswa SMKN 4 Semarang yang ditembak mati oknum polisi terus mengalir dari masyarakat. Terbaru, ratusan massa berkumpul dan berdoa untuk Gamma Rizkynata Oktafandy (GRO) di jalanan depan gedung SMKN 4 Semarang, Jalan Pandanaran, Mugassari, Kota Semarang, Jumat (29/11/2024) malam.
Mengenakan pakaian serba hitam, massa membawa lilin dan melantunkan doa untuk GRO yang merupakan siswa SMKN 4. Gerimis dan hembusan angin dingin malam itu tak menyurutkan semangat massa melantunkan doa.
Massa yang berasal dari berbagai elemen masyarakat itu juga membentangkan beragam poster. Karangan bunga tampak berjejer di pagar sekolah. Foto almarhum korban diacungkan, dan cahaya dari lilin-lilin mewarnai heningnya suasana berduka di sekolah tersebut.
Salah satu perwakilan alumni SMKN 4 Semarang, Ryan Tama mengatakan, aksi doa bersama ini merupakan bentuk solidaritas dari berbagai pihak. Mulai dari alumni, sekolah, hingga warga Kota Semarang. Ryan menyebut, sangat menyayangkan kasus penembakan yang dialami siswa SMKN 4 Semarang. Sehingga, perlu adanya aksi-aksi untuk menuntut keadilan.
“Aksi ini merupakan bentuk solidaritas dari kami, aksi ini kolektif dari kami. Kami datang ke sini berduyun-duyun tanpa ada tendensi apapun. Selain mengungkapkan rasa belasungkawa, semoga kasus ini bisa diusut tuntas,” ucap Ryan dikutip dari Kompas.com.
Menurut Ryan, sosok GRO merupakan pribadi yang baik di sekolah.
“Kami masih berharap pihak Kepolisian mengusut kasus ini secara tuntas. Karena saya membayangkan bagaimana kondisi keluarga, bagaimana teman-teman sekelas yang tau dia seperti apa,” tutur dia.
Sementara itu, teman korban lainnya, Belva menceritakan bahwa GRO adalah pribadi yang baik, periang, dan berprestasi di sekolah.
“Di sekolah ikut ekstrakulikuler dan berprestasi. Di kelas orangnya ceria, suka ngajak main, suka beliin makan, dan gak neko-neko,” ucap Belva.
Lebih jelas Belva mengatakan, sosok GRO juga dikenal sebagai anak yang patuh peraturan sekolah. Menurut Belva, almarhum tidak pernah membolos di jam kelas.
“Tidak pernah bolos, paling ada dispensasi buat ikut lomba-lomba,” ujar dia.
Di sisi lain, anggota LBH Semarang Fajar Muhammad Andika mengatakan, saat ini LBH Semarang tengah membentuk tim khusus untuk membuka fakta-fakta terkait kasus penembakan almarhum G. Dia menyebut, adanya tim tersebut diharapkan dapat membantu mengusut tuntas kasus penembakan tersebut.
“Walau tim advokasi ini muncul, kami rasa kita harus bersama-sama, semua harus terlibat. Pelajar, mahasiswa, kawan-kawan lain untuk segera mengsut tuntas kasus penembakan yang menimpa Gamma,” pungkas Fajar. (807)