DENPASAR | patrolipost.com – Pasar Ubud ditata menjadi pasar tematik untuk mendukung pariwisata. Pasar tradisional yang ada di jantung kota Ubud itu selama ini jadi ikon selain Puri dan wisata hutan Monkey Forest.
Dalam pengembangannya, Pasar Ubud nantinya akan memiliki konsep perdagangan moderen hingga dilengkapi sarana ekspedisi pendukung ekspor.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta mengungkapkan, salah satu upaya pemerintah membangun ekonomi, adalah dengan menata infrastruktur melalui pasar tematik untuk mendukung pariwisata.
“Pasar Ubud akan jadi sentra perdagangan di Kabupaten Gianyar. Pasar Ubud juga menjadi pintu masuk pariwisata di Kabupaten Klungkung, Ubud, Tegalalang dan Payangan (Ulapan),” kata Wayan Jarta, Selasa (28/6/2022).
Kepala Disperindag Provinsi Bali Wayan Jarta melalui Kabid Perdagangan Luar Negeri I Nyoman Tangkas Sugiharta menambahkan, pasar tematik ini dilakukan untuk membangkitkan kembali perekonomian yang terpuruk akibat pandemi. Salah satunya revitalisasi Pasar Ubud.
Pasar ini, kata dia, mendapatkan anggaran dari pusat senilai Rp 72 miliar dan dari Pemkab Gianyar Rp 26 miliar dalam upaya membangkitkan kembali pariwisata dengan tidak menghilangkan ciri khas seni dan budaya.
“Kegiatan sosialisasi ini untuk meningkatkan pemahaman terhadap pasar tematik,” jelasnya.
Sub Koordinator Rencana dan Program Biro Kementerian Perdagangan, Anggie Tri Utami menyampaikan, pasar rakyat menjadi sarana wisata sebagai upaya memulihkan pasar yang juga terdampak pandemi Covid-19.
“Pasar Ubud ini juga menghadirkan produk berkualitas tinggi. Pasar ini berpotensi menjadi hub produk ekspor besar di Bali. Tidak hanya produk kerajinan tapi juga kuliner dari seluruh Bali,” jelasnya.
Kepala Bidang Pasar Disperindag Gianyar, Krisna Prayudi menuturkan revitalisasi Pasar Ubud berawal dari usulan masyarakat, dan mendapatkan prioritas. Karena Pasar Ubud menjadi salah satu ikon yang ada di Ubud selain objek wisata lainnya seperti Monkey Forest, dan Puri Ubud.
“Pasar Ubud menjadi salah satu objek wisata yang terpukul akibat pandemi. Pasar tematik ini berkompetisi untuk mendapatkan DAK. Kita patut bersyukur karena hanya dua yang mendapatkan DAK di Indonesia yakni, Pasar Ubud dan Bunaken,” kata Krisna. (pp03)