SEMARAPURA | patrolipost.com – Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengaku akan membangun konservasi penangkaran penyu di Pantai Watu Klotok. Hal itu terkait dengan ditemukan ribuan telur penyu oleh masyarakat. Pernyataan itu disampaikan Bupati Suwirta saat meninjau lokasi pendederan atau penanaman telur penyu secara darurat oleh warga sekitar, Kamis (16/7/2020).
Bupati Suwirta menyampaikan terima kasih kepada warga yang dengan sukarela mau menyelamatkan telur-telur tersebut. Selanjutnya bupati menugaskan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan berkoordinasi dengan warga untuk membentuk kelompok konservasi penyu. Pemkab Klungkung akan membantu menyiapkan tempat di sekitar Pura/Pantai Watu Klotok dan pembangunannya.
Tempat konservasi ini kedepannya diharapkan bisa menjadi tempat edukasi dan objek wisata sehingga bisa menarik retribusi kepada pengunjung. Selain untuk dilepaskan kembali ke laut, konservasi juga bisa menyiapkan penyu untuk sarana upacara.
“Dengan akan dibangunnya tempat konservasi, telur-telur ini nantinya harus jelas berapa ditemukan berapa berhasil menetas dan berapa dilepas liarkan ke laut. Segera bentuk kelompok konservasi, nanti Pemda bersama pengempon pura Watu Klotok akan bantu siapkan tempat dan pembangunannya. Buat kolam sebagai penangkaran. Selanjutnya cari tempat penangkaran yang lebih aman. Sehingga layak menjadi objek wisata. Selain dilepaskan ke laut kedepan kita juga bisa menyiapkan penyu sebagai sarana upacara,” ujar Bupati Suwirta.
Selanjutnya, Bupati berharap telur-telur yang berhasil menetas tidak langsung dilepas ke laut, melainkan bisa dirawat menunggu lebih dewasa. Karena ketika baru menetas, Tukik atau anak penyu tersebut rentan akan dimakan predator seperti ikan besar dan burung.
Salah seorang warga yang menemukan telur tersebut, I Ketut Sregig (72) mengatakan, dirinya bersama tiga rekannya telah berhasil mengumpulkan sebanyak 2.900 butir telur penyu sejak 19 Juni lalu. Telur itu selanjutnya dikelompokkan, dikumpulkan dan dikubur di tempat yang lebih aman.
Telur-telur ini ditemukan disepanjang Pantai Klotok hingga Pantai Sidayu. Sregig mengaku kegiatan ini sudah sering dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Telur yang ditemukan biasanya diserahkan ke Balai Konservasi yang berada di Pantai Saba Gianyar mengingat Klungkung belum memiliki tempat konservasi penangkaran penyu.
“Sekarang dengan akan dibangunnya konservasi di sekitar pantai Klotok, maka telur-telur ini akan kami jaga 50 hari kedepan hingga menetas, selanjutnya anak penyu atau tukik akan kami pelihara hinggga sedikit dewasa agar tidak dimakan oleh predator,” ujar buruh tukang ini.
Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam, Agung Kusuma Yuda mengatakan, telur yang ditemukan merupakan berasal jenis penyu yang dilindungi yakni Penyu Lekang, Penyu Sisik dan Penyu Hijau. Pihaknya mengakui bulan Juni hingga Oktober merupakan musim bertelor penyu. Telur yang sudah dikumpulkan supaya di tanam kembali, jika cuaca normal atau panas, akan dibutuhkan 42 hari untuk menetas, jika hujan maka dibutuhkan paling lambat 55 hari. Pihaknya berharap Pemkab Klungkung bisa mewujudkan sebuah tempat konservasi penyu, karena di wilayah Bali Timur belum ada tempat konservasi penyu. (855)