SEMARAPURA | patrolipost.com – Prosesi pengabenan taruna STIP Jakarta, asal Klungkung yang tewas dianiaya seniornya, almarhum Putu Satria Ananta Rustika (19), diiringi isak tangis oleh sanak keluarga, Jumat (10/5).
Ribuan warga Banjar Bandung, Desa Gunaksa, Klungkung beserta teman dan kerabat almarhum juga ikut memberikan penghormatan terakhir kepada Putu Satria Ananta Rustika yang akrab disapa Rio.
Pantauan di lapangan, sebelumnya dilakukan upacara kedinasan serah terima jenazah. Peti jenazah almarhum Rio dinaikkan ke atas Bade untuk selanjutnya menuju Setra Desa Adat Gunaksa diarak oleh warga setempat.
Setibanya di Setra, jenazah almarhum disambut oleh sebuah baliho berukuran 4 x 6 meter yang menampilkan wajah pelaku pembunuh almarhum Rio, Tegar Rafi Sanjaya.
“Baliho itu dibuat teman-teman Rio secara spontan agar orang-orang tahu bahwa inilah pembunuh saudara kami,” ujar salah seorang teman almarhum Rio, Kadek Kariasa.
Selanjutnya jenazah almarhum Rio pun dibakar. Seketika itu pun orang tua, adik almarhum, keluarga dan kerabat melepas almarhum Rio dengan tangis. Tak bisa dibayangkan betapa sedih dan perihnya ditinggalkan untuk selama-lamanya oleh putra yang begitu dibanggakan.
Setidaknya begitulah yang dirasakan oleh Ketua STT Jaya Parandhita, Kadek Deo Juliawan (21). Ia mengingat kembali kenangannya saat bersama almarhum Rio terakhir kalinya.
“Terakhir ketemu itu tanggal 19 April kemarin. Waktu dia dapat libur Idul Fitri dia pulang dan seperti biasa ngumpul-ngumpul sama anak-anak di sini,” ungkapnya.
Menurutnya almarhum Rio adalah anak yang baik dan mudah bergaul sehingga punya banyak teman. Hal itu juga yang membuat ia bersama STT Jaya Parandhita merasa sangat kehilangan.
Selama hidupnya almarhum Rio merupakan Sekretaris II di Sekaa Teruna Teruni tersebut dan memang selama ini aktif berorganisasi. Kini pihaknya pun berharap pelaku dapat diberikan hukuman yang setimpal.
“Kami berharap pelaku diberikan hukuman yang setimpal,” ungkapnya tegas. (855)