Saatnya Rakyat Beli Pemimpin dengan Hati Nurani, Jangan Pilih Pemimpin yang Beli Rakyat

paket harum1
Sipri Habur dan Lucius Modo (paket Harum) berfoto bersama para pendukung usai kampanye akbar. (Rob)

BORONG | patroliost.com – Banyak godaan yang dihadapi masyarakat menjelang Pilkada, terutama saat dalam kebimbangan memilih calon pemimpin mana yang terbaik dan layak dipilih. Calon pemimpin tertentu, karena bergelimang uang atau karena keberaniannya meminjam uang dalam jumlah besar bisa saja membeli suara rakyat dengan uang atau money politic.

Saat tipe calon pemimpin tersebut terpilih, rakyat bukan lagi prioritasnya melainkan kalangan elit yang ‘berjasa’ saat pencalonannya. Adapun infrastruktur dibangun bukan semata-mata untuk kepentingan rakyat, namun lebih kepada membalas budi kepada donaturnya selama kampanye. Rakyat pun tak bisa menuntut lebih karena suaranya sudah dibeli dengan lunas.

Bacaan Lainnya

Siprianus Habur dan Lucius Modo sebagai calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Manggarai Timur nomor urut 1 (paket Harum) saat kampanye akbar di Borong, Manggarai Timur, Rabu (20/11/2024) lalu menggaungkan agar saatnya ‘rakyat yang beli pemimpin’. Rakyat memilih pemimpin dengan menggunakan hati nurani saat memilih.

“Tanpa dukungan rakyat, tanpa dukungan partai politik (Golkar, Demokrat, Partai Buruh dan Partai Umat) tentu saja kami tidak bisa menjadi calon pemimpin Manggarai Timur periode 5 tahun ke depan,” ungkap Sipri Habur.

Menurut Sipri, dirinya bersama Lucius Modo mencalonkan diri pada Pilkada Manggarai Timur tanpa uang. Partai politik pengusung juga tidak diberikan mahar yang besar. Sementara itu, calon kepala daerah lainnya bisa menghabiskan uang miliaran untuk memperoleh dukungan partai politik.

Politik uang tentunya mencelakakan rakyat karena uang yang diterima habis sekejap sementara kemajuan pembangunan dalam rangka 5 tahun tidak tampak.

“Waspadai politik uang dalam bentuk lain seperti pembagian kupon sembako dan bagi-bagi uang. Kalau dikasih terima saja, namun hatimu tetap Harum hingga tanggal 27 November yang akan datang,” pesan Sipri Habur.

Menurut sosok yang memulai karir politiknya sebagai kepala desa tersebut, jika rakyat ‘membeli pemimpin’ maka dirinya bersama Lucius Modo akan berpikir untuk rakyat, bukan memprioritaskan kalangan elit yang telah ‘berjasa’.

Sementara itu, Lucius Modo menyampaikan guyon bahwa dalam bahasa Rongga Sipri Habur disebut ‘Moki Tili’ atau dalam bahasa Manggarai secara umum disebut Weki Pu’u, merujuk pada pria dengan postur tidak terlalu tinggi dan dengan badan berotot, ciri umum para pekerja keras.

“Sipri Habur padahal terlihat begini saja, posturnya ternyata lebih tinggi saya,” seloroh Lucius.

“Dalam bahasa Rongga, Sipri Habur ini disebut Moki Tili atau Weki Pu’u. Hal ini merujuk pada seorang yang berbadan tidak terlalu tinggi, namun kuat. Maradona dan Messi merupakan orang Moki Tili. Ketika menggoreng bola, pasti gol. Tanggal 27 November nanti, Sipri Habur juga gol,” tambah Lucius.

Dugaan pembagian kupon sembako dari salah satu paket calon Bupati Manggarai Timur memang santer diisukan terjadi di wilayah Kota Komba. Sementara paket calon Bupati dan Wakil Bupati lainnya juga menawarkan hal-hal yang menggiurkan masyarakat seperti ‘bantuan Magicom dari PLN’, pembagian meteran listrik 450 Volt Ampere (VA) dan bahkan ada indikasi melakukan operasi senyap bagi-bagi uang. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.