BANGLI | patrolipost.com – Pasangan calon bupati dan wakil bupati Bangli nomor urut 2, Sang Nyoman Sedana-I Wayan Diar (Sadia Bisa) memiliki komitmen untuk melakukan penataan Kota Bangli dan mempersiapkan anggaran untuk kegiatan upacara di Pura Kehen, Bangli. Hal tersebut diungkapkan Sang Nyoman Sedana Arta saat simakrama dengan kelompok dadia yang ada di wewidangan Banjar Pande, Kelurahan Cempaga Bangli, Jumat (20/11/2020).
Simakrama yang berlangsung di salah satu rumah relawan Sadia Bisa di kawasan LC Uma Bukal, Kelurahan Cempaga dihadiri oleh Ketua Relawan Paslon Sadia Bisa, Sang Nyoman Putra Erawan, para kelian dadia dan perwakilan dadia serta perwakilan dari ibu-ibu PKK. Kegiatan dibalut dengan deklarasi dukungan terhadap paket Sadia Bisa.
Di hadapan puluhan krama, Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan ingin menjadikan Bangli sejajar dengan kabupaten/ kota lainnya di Bali. Sejatinya Bangli memiliki potensi yang belum digarap secara maksimal, seperti potensi pariwisata dan pertanian.
”Kami memiliki keyakinan dengan potensi alam yang ada, jika digarap dengan benar kami yakin permasalahan di kabupaten yang kita cintai ini akan dapat diselesaikan,” ujar pria yang juga Ketua DPC PDI-P Bangli ini.
Sang Nyoman Sedana Arta juga menyinggung penataan Kota Bangli. Menurutnya sudah terlalu lama Kota Bangli tidak tersentuh penataan sehingga wajah Kota Bangli terkesan kurang terawat. Padahal jika dilihat scop Kota Bangli sangat kecil hanya 10 kilometer.
”Realitanya banyak trotoar yang ambrol sehingga jika hujan air meluap ke jalanan,” sebut politisi asal Desa Sulahan, Kecamatan Susut ini.
Jika dirinya terpilih nanti tentu akan menjalankan visi misi yang terintegrasi dalam program pembanguan prioritas menuju Bangli era baru. Salah satu program yakni adalah mempercantik wajah kota dan desa melakukan penataan Kota Bangli.
“Tentu untuk menjadikan Kota Bangli yang indah akan dibuat pertamanan yang ditata dengan apik. Begitu pula dilakukan perbaikan terhadap fasilitas umum yang rusak,” ungkapnya.
Sang Nyoman Sedana Arta juga menyinggung kondisi Lampu Penerangn Jalan (LPJ) yang banyak tidak menyala. Padahal masyarakat membayar semacam retribusi untuk LPJ.
”Kalau dilihat di media social kota tergelap di dunia, salah satunya adalah Bangli, ke depan jika kami terpilih masalah LPJ akan kami tuntaskan,” sebut Wakil Bupati Bangli dua kali periode ini.
Disamaping itu Sang Nyonan Sedana Arta juga menyinggung terkait keberadaan dari Pura Kehen yang menjadi tanggung jawab bebanuan Pura Kehen yang disebut Gebog Domas. Menurutnya keberadaan Pura Kehen tidak bisa dipisahkan dengan lahirnya Kota Bangli.
”Kami memiliki program bantuan hibah upacara yadnya, sehingga untuk anggaran kegiatan upacara akan didanani pemerintah,” sebutnya.
Di sisi lain Ketua Relawan paket Sadia Bisa, Sang Nyoman Putra Erawan mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada 9 Desember 2020 nanti. Menurutnya, Sang Nyoman Sedana telah memiliki pengalaman yang mumpuni di pemerintahan sehingga tahu kekurangan selama ini.
“Pilihlah pemimpin yang mampu membawa perubahan agar Bangli bisa lebih baik ke depannya dan sosok Sang Nyoman Sedana Arta yang mampu melakukan hal tersebut,” tegas pria asal Desa Awan Kintamani ini.
Sang Nyoman Putra Erawan mengungkapkan kondisi terakhir di Kecamatan Kintamani, posisi Sadia Bisa sangat kuat. Apalagi untuk di tiga kecamatan.
”Kami mengajak warga untuk tidak termakan iminng-iming bantuan, karena kami yakin bantuan yang dijanjikan hanya mimpi saja,” ungkapnya.
Sementara perwakilan dari dadia yang hadir, I Wayan Nyepek mengajak masyarakat untuk memilih sesuai dengan hati nurani. Pihaknya berharap agar ajang pesta demokrasi tidak sampai menimbulkan ria-riak perselisihan di masyarakat, khususnya di Banjar Pande.
”Pilihan kita menentukan Bangli ke depannya, untuk itu pilihlah calon sesuai hati nurani dan jangan sampai Golput. Pilihlah pemimpin yang memiliki kemampuan yang mumpuni,” sebut Wayan Nyepek.
Sedangkan salah seorang relawan Gempur Banjar Pande, I Wayan Sudiarta mengatakan dalam simakrama dihadiri beberapa kelompok dadia. Diantaranya dadia Pasek, Sukawati, Presangiang dan Sengkeet dan krama dadia lainnya.
”Untuk kehadiran warga memang dibatasi karena mengacu Protokol Kesehatan Covid-19 dan dalam kegiatan kami isi pula dengan bagi-bagi masker,” kata I Wayan Sudiarta. (750)