MANGUPURA | patrolipost.com – Saluran irigasi Subak Yeh Penet Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, mengalami kebocoran. Akibatnya, aliran air menuju 258 hektar sawah di subak ini terganggu.
Terkait hal ini, Rabu (19/8/2020) Wakil Bupati Badung Ketut Suiasa meninjau lokasi bocornya saluran irigasi Subak Yeh Penet yang berlokasi di Banjar Bantas, Desa Penarungan. Setelah peninjauan ini Wabup Suiasa berjanji akan segera memerintahkan perbaikan.
“Saluran air di sini akan kita perbaiki bahkan harus dilakukan revitalisasi. Jadi sepanjang alur terowongan 3 Km ini akan dibuatkan perencanaan yang komprehensif, kita buatkan sebuah kepastian dalam ketersediaan air sawah sehingga petani kita memiliki jaminan ke depan,” katanya.
Menurut Suiasa, kalau hal tersebut sudah dipenuhi maka tujuan mewujudkan kedaulatan pangan di Badung dapat terwujud sehingga masyarakat petani di Kabupaten Badung, memiliki prospek yang bagus. “Inilah komitmen kita untuk membangun sektor pertanian di Kabupaten Badung. Jadi salah satunya adalah dengan cara meningkatkan kualitas infrastruktur pertanian itu sendiri,” ungkapnya, seraya menegaskan bahwa perbaikan saluran irigasi di seluruh subak di Kabupaten Badung akan tetap diprioritaskan ke depannya.
Di sisi lain Kadis PUPR IB Surya Suamba menjelaskan sebenarnya saluran irigasi teknis ini merupakan wilayah saluran dari Balai Sungai yang memang kondisinya ada terowongan dan ada pula saluran terbuka yang merupakan peninggalan dari zaman Belanda.
“Saat ini sesuai dengan perintah dari Bapak Wakil Bupati akan kita rencanakan untuk dikaji dan hitung kemudian akan kita koordinasikan ke Kepala Balai Sungai terkait dengan penanganannya sehingga munculnya kebocoran yang saat ini terjadi itu memang benar-benar bisa kita minimalkan sehingga air bisa secara maksimal untuk mengairi sawah yang ada di Subak Penarungan,” ungkapnya.
Untuk awal pengerjaan pihaknya menyampaikan akan melaksanakan penutupan kebocoran yang ada dengan grooving beton sekaligus membersihkan pohon-pohon yang menghalangi saluran irigasi. “Secara bersama nanti akan kita kerjakan sejalan atau simultan dengan melakukan koordinasi ke Balai Sungai karena ini merupakan aset Balai. Jangan sampai nanti kita melakukan pekerjaan tetapi secara administrasi tidak tepat. Karena intinya kalau dari petani yang penting terdapat air dengan cepat. Nah itu saja yang nanti akan kita kerjasamakan dan koordinasikan dengan pekaseh dan dibantu oleh krama subak untuk pengerjaannya,” imbuh Surya Suamba.
Sementara itu Pekaseh Subak Penarungan I Made Suka melaporkan wilayah Subak Penarungan luasnya 268 hektar dan dari hari ke hari saluran irigasi memang menjadi pokok permasalahan klasik petani dari sejak dulu. Untuk itu pihaknya sudah mengajukan permohonan bantuan perbaikan kepada pemerintah.
“Suksesnya pertanian itu sangat tergantung pada ketersediaan air. Subak Penarungan dengan luas 268 hektar memiliki saluran irigasi yang terdiri dari saluran terowongan dan saluran terbuka yang kami warisi dari jaman Belanda sehingga saat ini kondisinya banyak yang rusak yang mengakibatkan jalannya air kurang lancar. Untuk itu kami memohon bantuan kepada Pemkab Badung agar bisa membantu memperbaiki sehingga kami tidak perlu melakukan kegiatan mencari air pada saat malam hari,” katanya seraya berharap perbaikan ini bisa lebih cepat terwujud. (634)