BANGLI | patrolipost.com – Layanan pengangkutan sampah di Kota Bangli kembali menjadi cibiran masyarakat. Seperti fenomena tumpukan sampah di areal Pasar Kidul Bangli yang tidak diangkut petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli. Di sisi lain, tidak diangkutnya sampah tersebut diduga karena anggaran bahan bakar minyak (BBM) yang tidak tersedia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangli Putu Ganda Wijaya saat dikonfirmasi terkait anggaran BBM mengatakan bahwa sampai saat ini anggaran BBM masih tersedia. Untuk tahun ini anggaran BBM layanan angkutan sampah Rp 400 juataan. Dijelaskan untuk sistem pengamprahan BBM, lebih dulu harus didukung pemenuhan administrasi dan baru bisa pencairan anggaran (pengeluaran uang).
“Untuk anggaran BBM, administrasi dahulu baru keluar anggarannya. Jika tidak lengkap seperti struk BBM atau kelengkapan lainnya belum lengkap dari bagian keuangan tidak berani melakukan amprah,” jelasnya, Senin (17/6/2024).
Menurut Putu Ganda, bisa diberikan panjer/ditalangi dahulu, dengan catatan administrasi lengkapi agar bisa penggantian. Pihaknya tidak menampik jika kondisi ini cukup sering terjadi dan berdampak pada pelayanan. Tentu hal ini menjadi bahan evaluasi, sehingga ke depan layanan lebih optimal.
Sementara itu, berkaitan dengan sampah di Pasar Kidul yang menumpuk, Putu Ganda mengatakan jika layanan di Pasar Kidul setiap hari sudah terjadwal. Fakta di lapangan, sampah yang diangkut di pasar ternyata tidak hanya sampah pasar, baik lantai 1 ataupun lantai 2. Namun banyak sampah rumah tangga.
“Sampah itu tidak hanya hasil di pasar, tetapi masyarakat luar yang membuang sampah di areal pasar. Ada yang membuang bangkai hewan seperti anjing, ada membuang kasur. Jika sampah pasar saja volume sampah tidak sebesar itu. Untuk layanan di pasar, petugas sudah turun pukul 11.00 Wita,” ujarnya.
Kemudian untuk sampah di luar produksi pasar, justru dibuang di luar jam layanan, sehingga sampah menjadi menumpuk. Pihaknya meminta masyarakat membuang sampah di titik layanan dan waktu disesuaikan jam layanan.
Tidak hanya di areal pasar, kasus serupa cukup banyak ditemui di jalur utama, seperti di depan kantor PDAM. Bahkan ada masyarakat sengaja menurunkan sampah di lokasi tersebut sebanyak 1 pick up.
“Selain layanan menggunakan truk kami siapkan viar untuk penyisiran sampah yang mungkin jatuh saat pengangkutan. Namun saat penyisiran justru volume sampah besar. Ini juga menjadi kendala kami yakni perilaku tidak disiplin masyarakat dalam membuang sampah,” sebutnya. (750)