GIANYAR | patrolipost.com – Di tengah pandemi yang tak kunjung selesai, sejumlah hotel mulai menawarkan paket spesial menginap selama perayaan Nyepi Tahun Saka 1944/ 2022 Masehi. Selama 24 jam seluruh aktivitas ditiadakan sehingga masyarakat non-Hindu perlu suasana nyaman tanpa mengganggu kekhusyukan Nyepi.
“Berbagai paket menginap yang ditawarkan oleh industri pariwisata sesuai dengan harga pasar yang ada dan tahun ini masih menyasar wisdom dan wisatawan local yang tinggal di Bali,” kata salah seorang pengelola hotel di kawasan Ubud, Edhu Alamsyah, Sabtu (19/2/2022).
Mengingat Hari Suci Nyepi merupakan hari besar umat Hindu yang dirayakan pada setiap pergantian tahun Saka dan di masa pandemi yang sedang berlangsung ini, menginap di hotel menjadi salah satu sarana penghibur bagi sebagian masyarakat untuk merilekskan diri.
“Hal ini tentu bertujuan memberikan pengalaman suasana Nyepi bagi wisdom, termasuk masyarakat lokal yang ingin melewati Nyepi bersama teman atau keluarga,” ungkap Edhu Alamsyah.
Menurutnya, pangsa pasar yang saat ini disasar dalam penawaran paket Nyepi lebih banyak ke domestik dan ekspatriat yang tinggal di Bali. Hal ini dikarenakan belum adanya kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) terlebih dengan kebijakan yang berubah-ubah. Sementara sebelum adanya pandemi ini, paket Nyepi lebih banyak diminati oleh Wisman.
Lebih lanjut pihaknya menuturkan, kondisi tahun 2022 dan 2021 lalu tidak banyak perbedaannya, baik dari segi kunjungan maupun pangsa pasar yang disasar.
“Akan tetapi di tahun ini sudah lebih banyak wisdom yang berkunjung ke Bali untuk berlibur dibanding tahun lalu,” jelasnya.
Pengelola resort lainnya di kawasan Ubud, I Wayan Nopa Ariawan menerangkan bahwa sebelum pandemi melanda, paket Nyepi di tempatnya lebih didominasi oleh wisman.
“Saat ini minat wisdom berlibur pada Nyepi sebelum pandemi, juga tinggi karena mereka juga ingin merasakan sensasi Nyepi di Pulau Bali,” jelasnya.
Untuk itu, paket menginap Hari Nyepi memang dikemas sedemikian rupa dengan kegiatan-kegiatan yang hanya bisa dilakukan setahun sekali.
“Saat pandemi banyak hotel yang mengubah strategi marketing, yang awalnya menyasar segmen pasar wisman, namun kini beralih ke pasar domestik guna bisa menunjang operasional hotel,” imbuhnya.
Selain itu, pandemi Covid-19 berpengaruh besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Dua tahun terakhir menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para pelaku industri akomodasi wisata atau perhotelan di Indonesia untuk dapat terus bertahan di tengah pandemi. (030)