DENPASAR | patrolipost.com – Satu lagi jenazah yang diduga korban tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya, ditemukan pada operasi pencarian hari ketujuh, Rabu (9/7/2025) sekitar pukul 06.00 WITA.
“Kami melaporkan penemuan (jenazah) korban pada hari Rabu (9/7/2025), ditemukan oleh nelayan di Pantai Pengambengan, Bali pukul 06.00 WITA,” tutur Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan, Ribut Eko Suyatno dalam keterangannya, Rabu (9/7/2025).
Tepatnya jenazah korban ditemukan di koordinat 08°21.551’S 114°31.681’E, sekitar 15,8 mil laut dari lokasi kejadian perkara (LKP) atau titik terakhir diketahui tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
“Selanjutnya korban dibawa ke RSU Negara untuk proses identifikasi. Waktu evakuasi sekitar pukul 08.30 WITA dan jenazah tiba di rumah sakit pada pukul 09.50 WITA,” imbuh Eko selaku SAR Mission Coordinator dalam operasi ini.
Eko belum bisa memastikan identitas dari kedua korban karena proses identifikasi masih berlangsung. Yang bisa ia sampaikan, ciri-ciri korban saat ditemukan mengenakan celana pendek hitam dan tanpa baju.
Dengan demikian, hingga siang ini, tim SAR gabungan telah mengevakuasi dua jenazah korban. Kini, kedua korban dalam perjalanan menuju RSUD Blambangan, Banyuwangi untuk diidentifikasi lebih lanjut oleh tim DVI Siddokkes Polresta Banyuwangi – BIDDOKKES Polda Jatim.
Operasi SAR KMP Tunu Pratama Diperpanjang
Tim SAR gabungan telah memutuskan untuk memperpanjang operasi pencarian korban Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Kamis dini hari (3/7/2025) lalu.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Operasi Pencarian dan Pertolongan Kesiapsiagaan Basarnas, Ribut Eko Suyanto dalam konferensi pers di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi pada Selasa malam (8/7/2025).
“Hari ini adalah hari ketujuh pelaksanaan operasi SAR, atas dasar pertimbangan kemanusiaan dan arahan atasan (pemerintah pusat) operasi pencarian kami perpanjang hingga tiga hari kedepan hingga Jumat (11/7),” tutur Eko.
Ia yang sekaligus bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC) dalam operasi ini menegaskan, perpanjangan Operasi SAR bukan tanpa alasan. Mengingat masih banyaknya korban yang belum dievakuasi.
“Atas dasar surat permohonan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Kepala KSOP Tanjung Wangi, Bupati Jembrana, dan demi kemanusiaan, kami memperpanjang jalannya operasi SAR KMP Tunu Pratama Jaya,” imbuhnya.
Dengan keputusan ini, Eko selaku SMC meminta jajaran OSC dan SRU untuk melakukan assessment, termasuk penggelaran jumlah tim SAR gabungan yang ada agar operasi pencarian kedepan bisa lebih efektif dan efisien.
“Fokus kita mengevakuasi dan menindaklanjuti gambaran pemetaan bawah air yang dilakukan SRU laut dan tim hidrografi, serta mengambil langkah-langkah menyiapkan SRU underwater untuk menyiapkan dive plan,” terang Eko.
Kronologi singkat
Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya dilaporkan terbalik dan tenggelam di Selat Bali saat menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Laporan dari Dermaga LCM Gilimanuk mengungkapkan bahwa KMP Tunu Pratama Jaya sempat mengirim sinyal darurat pada pukul 00.16 WITA. Tak berselang lama, tepat pukul 00.19 WITA, kapal mengalami blackout.
Cuaca ekstrem juga disebut menjadi salah satu penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Gelombang laut setinggi 2,5 meter di Selat Bali membuat kapal kehilangan stabilitas dan karam di titik koordinat -08°09.371′, 114°25, 1569.
Berdasarkan data manifest, saat peristiwa nahas tersebut terjadi, KMP Tunu Pratama Jaya sedang membawa 65 orang, dengan rincian 53 penumpang dan 12 kru kapal.
Dengan temuan satu jenazah lagi, maka total korban yang telah dievakuasi berjumlah 42 orang, dengan rincian 30 korban selamat dan 12 korban meninggal dunia. Sementara 23 orang lainnya masih dalam pencarian. (305/jpc/bbc)