BANDA ACEH | patrolipost.com – Hasil swab laboratorium Fakultas Kedokteran Unsyiah mengkonfirmasi bahwa Sekda Aceh Besar, Iskandar, meninggal dunia karena terpapar virus Corona.
“Benar, hasil swab Unsyiah udah keluar, saya dapat kabar tadi malam,” kata Kepala Humas dan Protokol Sekdakab Aceh Besar, Muhajir, Sabtu (29/8/2020).
Almarhum Sekda Aceh Besar dikebumikan menggunakan protokol kesehatan setelah melihat ciri-ciri dan gejala penyebab meninggalkan almarhum mengalami sesak nafas, sebagai mana gejala Covid-19.
“Bapak dikebumikan pukul 16.00 WIB sore setelah selesai pemularasan di RSU Zainal Abidin,” kata Muhajir, saat di RSUZA ditemani Kadinkes Aceh Besar, Anita M Kes.
Muhajir melanjutkan, Almarhum Sekda Iskandar, yang berusia 58 tahun. tidak punya riwayat bepergian keluar kota atau daerah pandemi Covid-19.
Namun, Muhajir menambahkan, sekitar dua minggu sebelumnya, ada pegawai di kantor Bupati Aceh Besar yang positif Covid-19. “Ada kemungkinan Alm terpapar dari sana bang,” tulis Muhajir.
Almarhum Iskandar meninggalkan istri Hj Mahdalena dan dua orang anak. Jenazahnya dikebumikan di kampung kelahirannya Lamlumpuh, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, Jumat sore (28/8/2020). (305/atc)
Pasien Positif Covid Bertambah
Jumlah pasien meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona (Covid-19) pada Jumat (28/8/2020) kemarin dilaporkan mencapai sembilan orang, termasuk salah satunya Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Besar, Iskandar MSi.
Sementara pasien positif Covid-19 bertambah 50 orang, sehingga secara akumulatif jumlahnya mencapai 1.448 orang. Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin atau yang biasa disapa Cek Zainal juga dilaporkan terkonfirmasi positif Covid-19.
Informasi yang diperoleh Serambi, Iskandar mengembuskan napas terakhir di RSUD Meuraxa, Kota Banda Aceh, dengan keluhan awal sesak napas.
“Beliau tadi malam masuk pukul 23.00 WIB dengan sesak napas,” kata Direktur RSUD Meuraxa, dr Fuziati SpRad yang dihubungi Serambi siang kemarin.
Berkembang isu, selain sesak napas, almarhum juga mengalami demam panas, keduanya gejala Covid-19. Saat hal itu dikonfirmasi kepada dr Fuziati, ia membenarkan bahwa pasien juga mengalami demam panas, bahkan batuk, selain sesak napas.
Terkait kepastian terinfeksi Covid-19, dokter Fuziati menjelaskan bahwa pasien atas nama Iskandar pada Kamis malam hanya sempat dirapid test, dengan hasil reaktif. Karena hasilnya reaktif, pemeriksaan dilanjutkan dengan swab. Pengambilan swab lendir hidung dan kerongkongan pasien dilakukan Jumat pagi, sekitar tiga jam sebelum pasien meninggal. Spesimennya diperiksa di Lab Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah).
Pukul 12.40 WIB jenazah almarhum dibawa dari RSUD Meuraxa ke Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
“Pemulasaraannya dilakukan di RSUZA sesuai protokol kesehatan, mengingat hasil rapid testnya reaktif Covid-19,” kata Fuziati.
Hasil pemeriksaan swab ternyata langsung keluar pada sore kemarin. Pemeriksaan dilakukan lebih cepat dari biasanya agar bisa cepat diketahui hasilnya. “Pukul 15.20 WIB saya terima hasil swab PCR Pak Sekda. Hasilnya beliau terkonfirmasi positif Covid-19,” ungkap dr Fuziati.
Sementara dari Manajer Operasional Lab Penyakit Infeksi FK Unsyiah, dr Ichsan MSi yang dihubungi terpisah, diketahui, selain almarhum Iskandar, istrinya juga terkonfirmasi positif Covid-19. “Viral load Pak Sekda sangat tinggi,” kata Ichsan. (305/atc)