KUTA | patrolipost.com – Terobosoan positif dilakukan manajemen Discovery Shopping Mal (DSM). Tidak hanya berorientasi pada bisnis semata, tetapi juga perduli dengan keselamatan karyawannya dan para pengunjung DSM. Jumat (27/9) pagi, manajemen DSM menggelar simulasi penanganan bencana gempa bumi dan ancaman tsunami untuk karyawannya.
Hal ini penting dilakukan mengingat Bali berada dalam ring of fire (dikelilingi gunung berapi aktif) yang berpotensi menimbulkan bencana tersebut.
General Manager (GM) DSM, Gustaf Riandory mengatakan, karena berpotensi timbulnya bencana tersebut maka manajemen DSM memandang perlu dilakukan pelatihan agar seluruh staf dan manajemen benar-benar siap ketika bencana itu benar terjadi. Apalagi, DSM juga melayani para pengunjung.
“Kita berurusan dengan manusia. Karyawan dan pengunjung berhak untuk mendapatkan keselamatan. Tentunya kita tidak ingin terjadi adanya bencana namun sangat penting dilakukan kesiapan untuk mengantisipasi kemungkinan bencana itu terjadi,†ungkapnya seusai pelatihan.
Sebagai salah satu tempat belanja favorit di Kuta, DSM tidak ingin mengabaikan keselamatan seluruh staf, manajemen bahkan para pengunjungnya. “Itu sebabnya ERT (Emergency Response Team) dari DSM maupun Discovery Kartika Plaza Hotel memiliki kesiapan mental atau SOP (Standar Operasional Prosedur) bila terjadi bencana sehingga bisa menekan jumlah korban akibat bencana. Tolong dan selamatkan mereka (pengunjung-red). Bagaimana dan tata caranya mengevakuasi apabila ada bencana, tsunami, gempa dan sebagainya,” ujarnya.
Tidak hanya memberikan simulasi, DSM juga menyediakan fasilitas untuk penanganan bencana, seperti P3K, tandu dan mobil ambulance. “Ya, untuk mendukung penangangan bencana itu, kami juga mempunyai sejumlah peralatan,” jelas Gustaf.
Dalam simulasi tersebut, para karyawan DSM diberikan tips-tips saat terjadinya gempa. Hal pertama yang dilakukan adalah melindungi kepala dengan tangan. Jangan panik dan tetap tenang. Selanjutnya bersembunyi di kolong meja atau berlindung dari timpahan reruntuhan, hindari atau jauhi kaca atau benda yang cepat jatuh dan terakhir baru berkumpul di titik yang aman.
“Dalam SOP bencana, selamatkan diri dulu, baru selamatkan orang lain. Selamatkan orang lain, tetapi kalau diri sendiri tidak dapat tertolong jadinya sia-sia. Harapan kami, dengan latihan rutin seperti ini dapat menekan korban apabila terjadinya bencana,” harapnya. (ray)