Semakin Melemah, Hizbullah Inginkan Gencatan Senjata dengan Israel

hizbullah
Hizbullah Lebanon. (ist)

BEIRUT | patrolipost.com – Hizbullah menginginkan adanya kesepakatan gencatan senjata dengan Israel seiring semakin melemahnya pengaruh kelompok tersebut. Hizbullah yang pasrah dan menginginkan gencatan senjata terdengar mustahil, namun kejatuhan beberapa sekutu Hizbullah turut berpengaruh pada kekuatan kelompok itu.

Diberitakan Reuters, seorang pejabat senior Hizbullah mengatakan bahwa kelompok tersebut siap mengadakan pembicaraan dengan presiden Lebanon mengenai persenjataannya jika Israel menarik diri dari Lebanon Selatan dan menghentikan serangannya.

Bacaan Lainnya

Presiden Joseph Aoun yang didukung AS, yang berjanji ketika menjabat pada bulan Januari untuk membangun monopoli negara atas kendali persenjataan, bermaksud untuk segera membuka pembicaraan dengan Hizbullah mengenai persenjataannya, kata tiga sumber politik Lebanon.

Pembahasan tentang pelucutan senjata semakin intensif sejak keseimbangan kekuasaan berubah akibat perang tahun lalu dengan Israel dan penggulingan sekutu Hizbullah di Suriah, mantan Presiden Bashar al-Assad.

Hizbullah tampak sangat lemah akibat konflik tahun 2024 dengan Israel ketika para pemimpin utamanya dan ribuan pejuangnya tewas dan sebagian besar persenjataan roketnya hancur. Pejabat senior Hizbullah mengatakan kelompok itu siap membahas persenjataannya dalam konteks strategi pertahanan nasional, tetapi ini bergantung pada Israel yang menarik pasukannya dari lima puncak bukit di Lebanon selatan.

“Hizbullah siap membahas masalah persenjataannya jika Israel menarik diri dari lima poin tersebut, dan menghentikan agresinya terhadap Lebanon,” kata pejabat senior Hizbullah, Rabu (9/4/2025).

Posisi Hizbullah mengenai potensi pembahasan tentang persenjataannya belum pernah dilaporkan sebelumnya. Sumber-sumber tersebut berbicara dengan syarat anonim karena kepekaan politik. Namun, kantor media Hizbullah tidak segera menanggapi permintaan komentar. Kepresidenan menolak berkomentar.

Israel, yang mengirim pasukan darat ke Lebanon Selatan selama perang, sebagian besar telah mundur tetapi memutuskan pada bulan Februari untuk tidak meninggalkan lima posisi di puncak bukit.

Dikatakan bahwa Israel bermaksud untuk menyerahkannya kepada pasukan Lebanon setelah yakin situasi keamanan memungkinkan.

Fokus Baru pada Senjata Hizbullah

Meskipun ada gencatan senjata sejak November, serangan udara Israel terus menekan kelompok tersebut sementara Washington telah menuntut pelucutan senjata Hizbullah dan sedang mempersiapkan perundingan nuklir dengan para pendukung Hizbullah di Iran.

Hizbullah telah menjadi kelompok paramiliter terkuat yang didukung Iran di seluruh wilayah, tetapi jalur pasokannya ke Iran melalui Suriah telah terputus oleh penggulingan Assad. Menurut laporan Reuters pada Senin (7/4/2025) bahwa beberapa kelompok milisi yang didukung Iran di Irak siap untuk melucuti senjata untuk pertama kalinya guna menghindari ancaman konflik yang meningkat dengan pemerintahan Trump di AS.

Hizbullah telah lama menolak seruan dari para pengkritiknya di Lebanon untuk melucuti senjata, dengan menggambarkan senjatanya sebagai hal yang vital untuk mempertahankan negara dari Israel. Perbedaan pendapat yang mendalam mengenai persenjataannya berujung pada perang saudara singkat pada tahun 2008.

Para pengkritik kelompok tersebut mengatakan bahwa kelompok tersebut telah menyeret Lebanon secara sepihak ke dalam konflik dan keberadaan persenjataannya yang besar di luar kendali pemerintah telah merusak negara tersebut.
Gencatan senjata yang ditengahi AS dengan Israel mengharuskan tentara Lebanon untuk membongkar semua fasilitas militer yang tidak sah dan menyita semua senjata, dimulai di wilayah selatan Sungai Litani, yang mengalir ke Mediterania sekitar 20 km (12 mil) di Utara perbatasan Israel.

Dua sumber yang mengetahui pemikiran Hizbullah mengatakan bahwa Hizbullah Tengah mempertimbangkan untuk menyerahkan senjata-senjatanya yang paling ampuh di Utara Litani kepada tentara, termasuk pesawat nirawak dan rudal anti-tank. (pp04)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *