GAZA | patrolipost.com – Puluhan ribu warga Palestina mulai bergerak di sepanjang jalan utama menuju Utara di Gaza pada hari Senin ketika Israel membuka blokade jalan setelah kelompok militan Hamas setuju untuk menyerahkan sandera perempuan Israel Arbel Yehud dan dua sandera lainnya.
Tayangan televisi menunjukkan kerumunan besar bergerak dan para saksi mengatakan penduduk pertama tiba di Kota Gaza pada dini hari setelah titik penyeberangan pertama di Gaza tengah dibuka pada pukul 7.00 pagi (0500 GMT). Penyeberangan lainnya dijadwalkan dibuka pada pukul 9.00 pagi.
Ketika berita bahwa penyeberangan akan dibuka tersebar, ribuan keluarga pengungsi bersorak di tempat penampungan dan perkemahan tenda.
“Tidak tidur, saya telah mengemasi semua barang dan siap berangkat saat fajar menyingsing,” kata Ghada, seorang ibu dari lima anak.
“Setidaknya kami akan kembali ke rumah, sekarang saya dapat mengatakan perang telah berakhir dan saya berharap perang akan tetap tenang,” katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan.
Berdasarkan ketentuan perjanjian gencatan senjata, penduduk Gaza Utara akan kembali pada akhir pekan, tetapi Israel mengatakan bahwa Hamas telah melanggar kesepakatan dengan tidak membebaskan sandera sipil Yehud dan menutup penyeberangan.
Pada Minggu malam, mediator Qatar mengatakan Hamas telah setuju untuk membebaskan Yehud dan dua sandera lainnya sebelum Jumat dan bahwa Israel sebagai gantinya akan mengizinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke Gaza utara mulai Senin (27/1/2025) pagi.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi pada Minggu (26/1/2025) bahwa Yehud, prajurit Agam Berger, dan sandera lainnya akan dibebaskan oleh Hamas.
Ia juga mengatakan dalam sebuah posting di X bahwa Israel akan mengizinkan keluarga-keluarga Gaza yang mengungsi untuk kembali ke rumah-rumah di utara daerah kantong Palestina mulai Senin pagi.
Langkah yang ditengahi oleh Qatar dan mediator Mesir akan memungkinkan sekitar 650.000 warga Palestina di Jalur Gaza bagian Tengah dan Selatan untuk kembali ke rumah-rumah di Utara daerah kantong itu, yang sebagian besar telah hancur akibat serangan udara dan darat Israel selama 15 bulan. Lebih dari 47.000 warga Palestina telah tewas dalam serangan itu, menurut kementerian kesehatan Gaza. (pp04)