JAKARTA | patrolipost.com – Pihak Istana dikabarkan sudah mengantongi tiga nama calon Kapolri penganti Jenderal Idham Azis yang akan pensiun pada Januari 2021. Kabar tersebut disampaikan pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, Jumat (27/11/2020).
Menurut dia, tiga nama calon Kapolri yang sudah dikantongi Istana adalah Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, Kepala Baharkam Polri Komjen Pol Agus Andiantodan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar.
“Info yang saya dapat, Istana mereka sudah mengantongi tiga calon kuat Kapolri. Mereka adalah Pak Gatot, Pak Agus dan Pak Boy,” ujar Ujang.
Soal tidak adanya nama Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo dideretan nama-nama tersebut, Ujang mengaku tidak mengetahui. Yang jelas dia melihat masih terjadi tarik menarik yang sangat kuat.
“Kita tidak tahu apakah peta politik akan berubah atau tidak yang jelas semua keputusan tergatung Presiden Jokowi,” tandas Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.
Menurut Ujang, masing-masing calon tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan. Tapi yang jelas kata dia, orang yang dipilih menjadi Kapolri adalah orang yang dekat dengan Presiden. Dengan kata lain, orang tersebut bisa mengamankan kebijakan Presiden. Kemudian juga “bisa diatur”.
Misalnya, mengamankan orang-orang Presiden yang terkena kasus supaya jangan diusut. Di situlah nilai politisnya. “Kalau saya, melihat sederhana. Yang penting, chemistry atau kedekatan dengan Presiden. Soal mereka melobi jalur A, B, C itu namanya usaha dan itu sah-sah saja,” ujar Ujang.
Selain kedekatan, ada juga jalur lobi dan kerja-kerja profesional. Soal geng-gengan atau kelompok juga berpengaruh. Misalnya, geng angkatan, itu juga kencang.
“Jadi, ada tiga poin yang saya tanggap. Pertama, lobi sudah benar, kerja profesional juga benar, kemudian sama kedekatan. Nah, dari tiga poin itu, saya melihatnya kedekatan yang paling utama. Sebab, kalau Kapolri yang dipilih tidak membuat nyaman Presiden, buat apa?,” tandasnya.
8 Nama Bersaing
Sebelumnya ada delapan nama calon Kapolri yang diperbincangkan di ruang publis, meski Jenderal Pol Idham Azis memasuki masa purna tugas pada Januari 2021. Setidaknya ada delapan kandidat Kapolri, lima diantaranya berpangkat Komisaris Jenderal (bintang tiga) dan tiga lainnya jenderal bintang dua (Inspektur Jenderal). Siapa saja mereka?
“Kedelapan nama ini mulai dari lulusan Akademi Kepolisian tahun 1988 A hingga lulusan tahun 1991,” kata Ketua Presidium IPW (Indonesia Police Watch), Neta S Pane, Kamis (11/6/2020).
Dia mengatakan delapan nama itu digadang-gadang mulai banyak diperbincangkan di internal kepolisian itu sendiri. Mereka adalah Kabaintelkam Komjen Rycko Amelza Dahniel. Dia baru saja ditunjuk oleh Kapolri untuk mengisi jabatan kepala bidang intel di Korps Bhayangkara tersebut pada Mei lalu, menggantikan Komjen Agung Budi Maryoto.
Sebagai informasi, Rycko merupakan Ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2009 hingga 2012. Jika terpilih, hal tersebut akan menjadi fenomena baru.
“Tidak hanya di dalam dinamika kepolisian tapi juga dalam dinamika politik, di mana mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi,” papar Neta.
Kemudian, nama kedua yang dia sebut adalah Kabaharkam Komjen Agus Andrianto. Saat ini dipercaya oleh Kapolri menjabat Kepala Satgas Operasi Aman Nussa II untuk Penanggulangan Covid-19.
Komjen Boy Rafly Amar yang baru saja menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) juga memiliki kans tinggi untuk dapat menggantikan Idham Azis sebagai Kapolri. (305/snc/hmi)