GIANYAR | patrolipost.com – Keberhasilan Mahayastra nakhodai Gianyar, tidak terlepas dari pengalaman panjang di pemerintahan. Lompatan kemajuan Gianyar yang signifikan di masa kepemimpinan Bupati I Made Mahayastra dan Wakil Bupati Anak Agung Gde Mayun tidak terlepas dari sepak terjang dan pengalaman mumpuni I Made Mahayastra dalam bidang pemerintahan.
Meski terlahir dan besar di desa sebagai anak dari seorang pedagang kopi, Mahayastra mampu membuktikan bahwa dengan disiplin dan kerja keras dirinya mampu membawa kemajuan Gianyar. Berbekal pengalaman selama 2 periode berturut-turut sebagai Ketua DPRD Gianyar yakni tahun 2003-2008 dan 2008-2013 Mahayastra mampu mengetahui seluk beluk jalannya pemerintahan di Kabupaten Gianyar. Tidak hanya sebagai legislator, Mahayastra juga pernah menduduki jabatan eksekutif sebagai Wakil Bupati Gianyar Periode 2013-2018 yang menambah pengalaman dan kemampuannya dalam mengelola pemerintahan.
Kepercayaan masyarakat akan kemampuan dirinya terus berlanjut hingga ia terpilih sebagai Bupati Gianyar periode 2018-2023 dengan visi Terwujudnya Masyarakat Gianyar Yang Bahagia, Sejahtera, Aman Dan Damai, Mandiri, Berintegrasi Berlandaskan Tri Hita Karana Melalui Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Dimana hal tersebut dapat terwujud dengan 6 misi pembangunan Kabupaten Gianyar. Pertama membangun pertanian yang produktif, efesien dan mandiri. Kedua, membangun pariwisata yang inklusif dan berbasis budaya. Ketiga, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, berwawasan lingkungan. Keempat, mengembangkan SDM yang berintegritas dan berdaya saing tinggi. Kelima, mewujudkan penguatan desa adat yang bertumpu pada nilai-nilai adat, budaya dan agama Hindu, serta keenam, meningkatkan kuantitas dan kualitas layanan publik.
Sejak dilantik menjadi Bupati Gianyar, Mahayastra langsung tancap gas memulai pembangunan di berbagai sektor. Gebrakan pertamanya yaitu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang meningkat drastis hingga 100 persen lebih sehingga dengan peningkatan PAD Pembangunan akan dapat terwujud.
Dengan segudang pengalaman, Mahayastra mampu mengetahui potensi Kabupaten Gianyar sehingga dia mampu membuat kebijakan atau regulasi untuk menjaga kondusivitas. Sehingga dalam mengeksekusi programnya, Mahayastra tidak terlalu sulit mengingat kiprahnya di pemerintahan yang membawa dirinya mengenal potensi dan kemampuan para ASN sehingga bisa menaruh orang yang tepat pada bidang yang tepat.
Sejak kepemimpinan Mahayastra lah, para ASN di Kabupaten Gianyar “dipaksa” untuk kerja lebih cepat mengingat banyak program yang harus dikerjakan dengan waktu yang terbatas.
Berbagai program fundamental dikerjakannya dengan waktu yang sangat cepat, seperti pembangunan infrastruktur di kawasan pesisir dan pedesaan serta membangun rumah sakit dan memberi jaminan kesehatan gratis bagi warga Gianyar.
Banyak juga yang tidak mempercayai program Mahayastra untuk mengubah Puskesmas menjadi RSU tanpa menghilangkan Puskesmas. Namun berkat kejeniusannya hal tersebut terwujud dan berjalan dengan lancar, bahkan RSU Payangan kini berdiri gagah dengan fasilitas bak hotel berbintang yang menjadi rujukan di daerah Gianyar utara dan beberapa dari Kabupaten Bangli.
Hebatnya lagi, Mahayastra mampu membangun Rumah Sakit Sanjiwani Gianyar dan RSU Payangan saat pandemic Covid-19 yang tantangannya sangat berat.
Membangun rumah sakit bukan sekedar membangun seperti membangun pasar atau jalan, namun harus dipikirkan adanya pasien yang harus dirawat apalagi saat pandemi Covid jumlah pasien meningkat drastis. Di sisi lain, saat sebagian besar pemerintahan daerah tidak mampu berkutik, Mahayastra mampu meyakinkan pusat untuk mendapatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional untuk membangun rumah sakit dan fasilitas umum lainnya.
Di samping kesehatan, hal wajib lainnya di bidang pendidikan, Mahayastra juga menambah jumlah SMP Negeri yang ada di Gianyar untuk mengurangi kesemrawutan saat PPDB. Dengan kemampuan legislatifnya Mahayastra juga mampu meyakinkan Gubernur Bali untuk menambah 2 SMA Negeri di Gianyar. Tidak hanya dari segi sekolah, Mahayastra juga mengangkat ribuan guru tidak tetap di Kabupaten Gianyar sebagai tenaga pendidik.
Di bidang pertanian, Mahayastra juga mengedepankan pertanian produktif efisien dan maju. Disamping itu juga membangun pariwisata inklusif sebagai penyokong peningkatan PAD. Hal tersebut juga didukung dengan menjaga kebudayaan yang ada, mengingat adanya integrasi yang sangat kuat antara pertanian, pariwisata dan budaya.
Di bidang penguatan adat, Mahayastra juga membuat terobosan dengan program perlindungan benda sakral seperti ngodakan sesuunan atau benda sakral.
Dalam pelayanan publik, Mahayastra mengedepankan digitalisasi sehingga seluruh OPD diwajibkan memiliki aplikasi untuk meningkatkan pelayanan publik karena dengan digitalisasi akan terwujud percepatan pelayanan dan keakuratan data atau pelaporan.
Yang terpenting dari kesuksesan Mahayatra ialah tingginya indeks kepuasan masyarakat (IKM) mencapai 92 persen yang merupakan IKM tertinggi dalam sejarah Gianyar. IKM tersebut sebagian besar karena pelayanan kesehatan gratis dengan kualitas terbaik. (kominfo)