SUKSMA BALI Menjaga Keajegan Bali dengan Menjaga Sumber Air Bali

BADUNG | patrolipost.com – Keberadaan budaya Bali yang menjadi daya tarik pariwisata Bali adalah kunci strategis yang patut dihargai. Oleh karena itu  industri Pariwisata   harus terlibat ikut serta melestarikannya sehingga tercipta ajeg Bali dan industri pariwisata yang berkelanjutan. Salah satu upaya nyata menjaga keajegan Bali adalah dengan menjaga sumber air Bali.
Air merupakan sumber utama kehidupan, bahkan di Bali sendiri, agama Hindu dikatakan sebagai agama tirta (baca: Air), yaitu agama yang memuliakan tirta atau air sebagai bentuk pemujaan terhadap Hyang Pencipta.
Bali adalah  pulau kecil  namun  tidak bermakna  kecil bagi  masyarakat   Bali dan Indonesia.  Eksistensi Bali mampu memberikan kehidupan  kepada masyarakatnya.  Belum lagi berbicara secara hakekat keberadaan Bali secara spiritual di kosmik ini yang dipercaya merupakan tempat kunci bagi bumi pertiwi. 
Selain pertanian dan perdagangan umum, pariwisata adalah sumber  penggerak kehidupan masyarakat Bali. Pariwisata Bali eksis karena keunikan budaya masyarakat Bali  dan dirasakan faktanya karena taksu tanah Bali yang sakral. Industri pariwisata  menjadi hulu bagi bisnis-bisnis lainnya termasuk pula menjadi lokomotif bagi destinasi pariwisata lainnya di Indonesia. 
Saat ini sudah cukup banyak refleksi rasa syukur dan terima kasih kepada  Bali dalam berbagai manifestasinya,  namun dirasakan masih  belum cukup  pantas dan selaras dengan apa yang diberikan oleh  Bali kepada kita semua. Berdasarkan aspirasi itu, Paiketan Krama Bali mengambil inisiatif untuk mewujudkan sebuah karya nyata dengan harapan semua stakeholders dapat mengekspresikan  terima kasihnya  lebih rekat secara kejiwaan dan lebih kongkrit secara kekiniannya.
Gerakan terima kasih kepada Bali ini yang dinamakan SUKSMA BALI dirancang menjadi acara tahunan tetap dan diharapkan ke depan bisa menjadi tradisi tambahan bagi masyarakat khususnya di kalangan industri pariwisata maupun non pariwisata.   
Indonesian Hotel General Manager chapter Bali tahun ini kembali mendapatkan kepercayaan dari Paiketan Krama Bali melalui MoU untuk mengemban tugas ini tentunya juga atas dukungan semua stakeholder pariwisata dan non-pariwisata termasuk juga  lembaga swadaya masyarakat.
“Melalui Suksma Bali, pelaku industri pariwisata dan non pariwisata Bali diharapkan menjadi lebih solid dan dekat dengan masyarakat,” ucap Ketua Suksma Bali, IGAN Darma Suyasa, CHA  di Adhi Jaya Sunset Badung, Selasa (15/10/2019) usai menggelar simposium dengan menghadirkan narasumber dari akademisi, instansi terkait juga kalangan industri pariwisata.
Disebutkan, dengan hadirnya Suksma Bali, industri pariwisata dan non-pariwisata Bali diharapkan selalu sadar akan fungsi strategis dan peran budaya Bali.
“Suksma Bali diharapkan dapat menciptakan kebersamaan yang lebih kuat sesama warga Bali dan masyarakat yang berdomisili di Bali dari berbagai elemen. Suksma Bali adalah manifestasi refleksi dukungan kepada budaya, lingkungan dan seluruh masyarakat Bali. Disamping itu kegiatan simposium ini merupakan bentuk pengimplementasian Nangun Sat Kertih Loka Bali yang mempunyai arti menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan karma dan gumi Bali yang sejahtera dan bahagia,” tutupnya. (473)

Pos terkait