MANGUPURA | patrolipost.com – Sebanyak 500 peserta mengikuti Sustainable Transportation Forum (STF) 2022 selama dua hari (Kamis 20/10 dan Jumat 21/10/2022) di Bali International Convention Center (BICC). Para peserta terdiri dari pengambil kebijakan, kepala daerah, akademisi, masyarakat, serta pelaku industri transportasi umum berkelanjutan yang dibahas melalui 20 sesi diskusi.
Sustainable Transportation Forum (STF) 2022 diselenggarakan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia (RI) berkolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi didukung lembaga pembangunan internasional Pemerintah Jerman, Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) SUTRI NAMA dan INDOBUS serta ITDP Indonesia. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya menyelaraskan manajemen dan kebijakan transportasi perkotaan yang terintegrasi oleh para aktor transportasi Indonesia maupun dunia.
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi melalui Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hendro Sugiatno mengatakan, pemerintah memiliki komitmen tinggi untuk berperan serta dalam pembangunan berkelanjutan dan perubahan iklim, termasuk dalam hal ini sistem transportasi berkelanjutan. Terlebih hal ini menindaklanjuti amanat Undang – undang Nomor 22 Tahun 2009 bahwasanya pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis jalan untuk memenuhi kebutuhan angkutan orang. Dimana sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020 – 2024 dan rencana strategis Kementerian Perhubungan tahun 2020 – 2024 yang dicanangkan oleh pemerintah.
“Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa mobilitas perkotaan menghadapi banyak permasalahan, mulai dari jaringan transportasi umum yang terbatas, peningkatan jumlah kendaraan pribadi secara masif, kemacetan, dan permasalahan lainnya. Berbagai permasalahan ini tentu menimbulkan banyak dampak buruk dan kerugian dari segi lingkungan maupun ekonomi,” ujar Hendro Sugiatno pada pembukaan STF 2022.
Menurutnya, pengembangan transportasi umum perkotaan juga menemukan banyak tantangan diantaranya, kurangnya kelembagaan yang efektif dan integrasi rencana transportasi perkotaan, serta kapasitas fiskal masing-masing daerah. Pihaknya menuturkan pelaksanaannya kegiatan ini juga mendapat dukungan dari GIZ SUTRI NAMA dan INDOBUS, serta ITDP Indonesia.
Pihaknya berharap kegiatan ini dapat menjadi kesempatan yang baik bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, mitra pembangunan, dan stakeholder lainnya untuk dapat berkolaborasi mewujudkan transportasi berkelanjutan di kawasan perkotaan Indonesia.
“Pakar ahli yang hadir telah dipilih berdasarkan pengalaman dan juga visi mereka terhadap masa depan transportasi perkotaan berkelanjutan di Indonesia. Saya bertitip pesan kepada para pakar ahli untuk memberikan pelajaran penting terkait studi kasus yang sering ditemui di lapangan, karena seringkali, teori yang kita dapat sangat berbeda dengan kasus yang ditemui di lapangan, terlebih kasus yang ditemui pada masing-masing daerah mempunyai keragaman dan keunikannya tersendiri, dari segi sosial maupun ekonomi dan karakteristik lainnya. Melalui diskusi dan sharing dari kasus yang ditemui di lapangan, harapannya kita dapat lebih sigap dan fleksibel jika dihadapkan pada permasalahan di luar cakupan teoritis,” harapnya.
Sementara Deputy Head of the Swiss Economic Cooperation Office (SECO) in Jakarta selaku perwakilan pemerintah Swiss Andrea Zbinden menyampaikan dukungan kepada pemerintah Indonesia melalui program SUTRI NAMA dan INDOBUS yang sudah dilaksanakan oleh GIZ sejak 2017. Tentunya ini guna mencapai pembangunan sosial dan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Pihaknya juga menambahkan, kota-kota di Indonesia dihadapi berbagai macam tantangan besar, khususnya dalam kualitas layanan transportasi publik. Lebih lanjut pihaknya berharap kolaborasi pada sektor transportasi dapat terus terjalin di masa depan.
“Melalui program SUTRI NAMA & INDOBUS, pemerintah Swiss dan Jerman terus mendukung pemerintah Indonesia dalam pengembangan sistem transportasi yang berkelanjutan,” terang Zbinden.
Selain itu, juga dibutuhkan upaya dan komitmen bersama dari seluruh pihak terkait agar terwujudnya perbaikan transportasi publik secara berkelanjutan yang akan diwariskan ke generasi-generasi mendatang. (030)