DENPASAR | patrolipost.com – Pemerintah Provinsi Bali dengan Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menjalin kerjasama kependudukan pada tahun 2020. Kepastian ini disampaikan oleh Kepala Satpol PP Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi ketika melakukan rapat koordinasi dengan paguyuban NTT di Bali, Flobamora dalam rangka Kamtibmas di Denpasar, Selasa (12/11).
“Ini dalam rangka Nataru (Natal dan Tahun Baru). Dalam menjaga citra pariwisata Indonesia, karena Bali sebagai pintu gerbang pariwisata di tanah air. Apapun yang terjadi di Bali akan berdampak luas. Apalagi adanya gangguan keamanan dan ketertiban,” ungkapnya.
Pertemuan tersebut mengingatkan antar warga NTT agar tidak melakukan keributan atau kegaduhan akibat masalah sepele. Sering kali ada perkelahian antar warga NTT hingga korban jiwa maupun kecelakaan lalu lintas. Yang terbaru, pria Sumba tebas sesama pria Sumba saat bertamu di kos – kosan Jalan Pulau Singkep Pedungan, Denpasar Selatan dua pekan lalu.
“Warga NTT yang ada di Bali adalah bagian dari Bali. Jadi, sudah selayaknya untuk ikut menjaga Bali. Mari, kita sama – sama menjaga Bali karena Bali merupakan daerah utama tujuan pariwisata dunia,” imbuhnya.
Dikatakannya, kerjasama kependudukan dengan Pemda NTT pada tahun 2020 nanti, tidak hanya terkait warga NTT yang ada di Bali, tetapi juga sebaliknya warga Bali yang ada di NTT. “Toleransi di Bali sudah bagus. Mari kita sama – saja jaga dan pertahankan. Kalau sudah ada kerjasama terkait dengan kependudukan nanti, bagi yang tidak punya KTP akan kita pulangkan secara paksa. Karena sudah ada peraturan kesepakatan kerjasama,” ujarnya.
Ketua Umum Flobamora Bali, Yosep Yulius Dias mengatakan, pihaknya berupaya mendata warga NTT yang berbasis teknologi online. Hal itu dalam memudahkan monitor warga NTT yang tergabung dalam Flobamora Bali. Dalam aplikasi itu telah tercantum data KTP resmi maupun call center dalam memudahkan kontak apabila pemilik identitas tersebut dalam keadaan darurat. Saat ini Flobamora Bali telah mendata sekitar 10.000 orang dari sekitar 40.000 orang perkiraan orang NTT yang ada di Bali.
Menurutnya, pembinaan juga sudah dilakukan agar mereka memahami aturan, adat dan budaya Bali. Upaya itu dalam membangun sinergi dalam mendukung pembangunan Bali. Tetapi banyak yang ikut atau masuk di paguyuban daerah asalnya yang berada di bawah Flobamora.
“Kalau dulu, orang ke Bali cari tempat ibadah, baik Gereja maupun Masjid baru ketemu orangnya lalu cari kerja. Kalau sekarang sudah kebalik, orang datang ke Bali cari kerja dan ada masalah baru cari keluarga atau orangnya baru tempat ibadah. Tetapi kami terus melakukan imbauan – imbauan,” ujarnya. (007)