DENPASAR | patrolipost.com – Aplikasi serba bisa terkemuka di Asia Tenggara, membantu pemerintah dan masyarakat Bali untuk dapat beradaptasi ditengah pandemi Covid-19 yang kian merebak. Aplikasi online pertama di Indonesia yang memperkenalkan teknologi geofencing ini dapat mendeteksi dan memberikan peringatan kepada mitra pengemudi yang berkerumun di sebuah area.
Halim Wijaya, Head of East Indonesia, Grab Indonesia dalam siaran persnya Senin (12/10) menjelaskan, teknologi ini diperkenalkan untuk memastikan mitra pengemudi tetap menjaga jarak aman sesuai imbauan pemerintah, dan juga untuk menjaga kesehatan mereka. Mitra pengemudi yang terdeteksi berkerumun, akan menerima peringatan melalui pesan teks atau pop-up di aplikasi mitra pengemudi mereka.
“Teknologi ini telah diperkenalkan di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Malang, Makassar, Manado, Balikpapan, Samarinda, Mataram, Kupang dan kini juga Bali,” ungkapnya.
Dia memaparkan, teknologi geofencing awalnya dimanfaatkan oleh Grab untuk memantau pergerakan mitra pengemudi dan membantu teknis terkait permintaan layanan. Memasuki masa pandemi, aplikasi ini mengembangkan teknologi tersebut untuk memastikan mitra pengemudi tidak berkerumun dan menjaga jarak aman agar kesehatan terjaga dan tetap bisa produktif.
“Saat mereka bisa produktif, mobilitas masyarakat Bali juga akan terbantu. Kami ingin memastikan bahwa setiap orang, termasuk mitra pengemudi dapat menikmati manfaat dari ekonomi digital. Karenanya, pasti kesehatan menjadi prioritas utama supaya mitra pengemudi kami tetap bisa produktif,” jelas Halim.
Lanjut dia menguraikan, sejak awal pandemi, tim mencari cara yang efektif agar tetap bisa melindungi mata pencaharian dan kesehatan mitra. Teknologi geofencing yang telah dimanfaatkan sejak awal Grab beroperasi, diterapkan untuk membantu proses pengawasan mitra pengemudi di lapangan mulai awal pekan ini.
Penerapan geofencing merupakan salah satu solusi inovatif dalam mendeteksi GPS mitra pengemudi yang berkumpul dalam satu lokasi. “Dimana sistem kami akan langsung memberikan peringatan kepada mereka yang didapati melanggar peraturan,” papar Halim.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Bali, IGW Samsi Gunarta apresiasinya bagi inovasi ini di Bali. Mengingat, memutus rantai penyebaran Covid-19 di Bali menjadi tugas bersama, agar sektor pariwisata dan perekonomian di Bali bisa segera pulih. “Karenanya, saya memberikan apresiasi bagi yang telah memelopori pemanfaatan teknologi geofencing untuk memonitor lokasi mitra pengemudi dan memberi peringatan untuk terus menjaga jarak,” ujarnya.
Direktur Lantas Polda Bali, Kombes Pol. Indra menyatakan bahwa saat mitra pengemudi bisa menjaga diri mereka, kesehatan dan aktivitas masyarakat Bali juga bisa terus berlangsung. Mari dukung upaya pemerintah, dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan, saling mengingatkan sesama, selalu menjaga diri dan lingkungan agar bisa segera terbebas dari pandemi ini. “Saya juga memberikan apresiasi telah memelopori pemanfaatan teknologi geofencing untuk memonitor lokasi mitra pengemudi,” imbuhnya.
Selain teknologi geofencing, juga telah melakukan berbagai inisiatif untuk membantu masyarakat dan mitra pengemudi beradaptasi di tengah pandemi. Komunikasi melalui aplikasi mitra dan media sosial – Grab mengirimkan pesan melalui aplikasi mitra pengemudi untuk menyosialisasikan aturan pemerintah dan mengimbau mitra pengemudi untuk menghindari kerumunan lebih dari 3 orang.
Disamping itu juga penambahan kode etik untuk memastikan mereka mengikuti imbauan pemerintah dan demi menjaga kesehatan mereka, agar dapat terus produktif. Mitra pengemudi yang ditemukan tidak menggunakan masker atau berkerumun akan diberikan sanksi berupa penonaktifan akun mitra pengemudi selama 14 hari setelah peringatan pertama.
Dalam hal ini ada pengecekan Langsung di lapangan dengan menugaskan puluhan personil untuk melakukan patroli guna memberikan imbauan persuasif kepada mitra pengemudi yang masih berkumpul di satu area dan memberikan edukasi mengenai pentingnya social distancing. (811)