DENPASAR | patrolipost.com – Gelombang warga Kecamatan Seririt meninggalkan rumahnya menuju tempat yang tinggi masih mengalir hingga pukul 20.30 Wita, Kamis (14/11). Mereka trauma dengan gempa yang melanda Kecamatan Seririt tahun 1976 lalu.
Menanggapi hal ini Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali I Made Retin mengeluarkan imbauan agar masyarakat Seririt tetap tenang. Sebab gempa berkekuatan 5,1 magnitudo yang terjadi pukul 18.21 Wita kemudian diikuti beberapa kali gempa susulan tidak berpotensi tsunami.
“Baru saja saya hubungi Camat Seririt Nyoman Riang Pustaka dan menegaskan 2 hal bahwa tidak benar air laut surut, dan tidak benar sirine tsunami berbunyi,” tegas Made Rentin, dalam siaran persnya.
Disebutkannya, saat ini Camat dan Perbekel Pengastulan sedang mengimbau masyarakat untuk tetap tenang / jangan panik serta kembali ke rumah masing-masing.
“Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan hanya percaya informasi resmi dari BMKG,” ujarnya.
Menurut Rentin, tombol aktivasi sirine peringatan tsunami berada di Pusdalops BPBD Bali, dan BPBD tidak pernah mengaktifkan sirine tersebut, karena memang rilis BMKG gempa tersebut tidak berpotensi tsunami.
“Jadi kami tegaskan, tidak ada bunyi sirine tsunami di Seririt,” ujarnya seraya mengatakan, Tower Sirine Tsunami milik BPBD berada di Desa Sulanyah, bukan di Desa Pengastulan.
Sementara itu pantauan patrolipost.com di lapangan, ribuan warga masih bertahan di daerah-daerah tinggi. Mereka belum berani kembali ke rumah, kendatipun aparat kecamatan, desa dan pihak keamanan menyampaikan imbauan dan pengumuman melalui pura, masjid dan sarana umum lainnya. (625)