Labuan Bajo | Patrolipost.com – Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf/Baparekraf) terus melakukan berbagai upaya dalam menjadikan Labuan Bajo sebagai Destinasi Wisata kelas dunia.
Salah satu upaya yang secara berkelanjutan terus dilakukan adalah menjadikan setiap Destinasi Wisata di Labuan Bajo dengan mengutamakan penerapan disiplin protokol kesehatan dalam setiap aktivitasnya.
Penerapan protokol kesehatan pada setiap Destinasi Wisata pun dilakukan melalui basis cleanliness, Healthy, Safety, and environmental sustainability atau CHSE. Salah satu destinasi wisata yang menerapkan sistem ini adalah Wisata minat khusus, yakni wisata selam.
Wisata Selam di Labuan Bajo merupakan Destinasi Wisata khusus yang banyak menarik perhatian wisatawan, khususnya wisatawan Mancanegara. Keindahan alam bawah laut di wilayah Taman Nasional Komodo menjadi salah satu tujuan utama diterapkannya protokol kesehatan berbasis CHSE.
Deputi Bidang produk Wisata dan penyelenggara kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani dalam kegiatan sosialisasi panduan protokol kesehatan berbasis CHSE bagi para pelaku usaha wisata selam di wilayah Destinasi super prioritas (DSP) Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Selasa Siang (6/10) mengatakan pengaktifan kembali Pariwisata Labuan Bajo memerlukan persiapan penerapan protokol kesehatan yang baik. Hal ini sekaligus bertujuan mempersiapkan keamanan dan kenyamanan wisatawan Saat berkunjung di Labuan Bajo
“Kemenparekraf / Baparekraf berinisiatif mengusung panduan protokol kesehatan berbasis CHSE di masing – masing Bidang pariwisata, termasuk usaha wisata selam. Hal ini dilakukan mengingat protokol kesehatan berbasis CHSE memiliki peranan penting untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata, terutama di Bidang wisata minat khusus,” kata Rizki
Selain itu, penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kepercayaan wisatawan di masa adaptasi kebiasaan baru.
“Dengan meningkatnya kepercayaan wisatawan, maka sektor Pariwisata Bidang wisata minat khusus bisa bangkit kembali,” ujar Rizki
Rizki berharap melalui panduan ini dapat dijadikan sebagai acuan oleh industri wisata selam dalam menyelenggarakan usaha wisata selam yang sesuai dengan protokol kesehatan berbasis CHSE.
“Sekali lagi yang terpenting dari semuanya dibutuhkan kedisiplinan dari para pelaku usaha wisata selam dan Masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan,” kata Rizki
Dalam kegiatan ini, hadir pula beberapa Narasumber antara lain Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus Rinus, president & CEO Divers Alert Network (DAN) William M. Ziefle, Kepala Balai Taman Nasional Komodo Lukita Awang Nistyantara, Tim penyusun CHSE Usaha Wisata Selama Kemenparekraf Daniel Abimanju Carnadie dan Batu Wardoyo.(334)