SINGARAJA | patrolipost.com – Bau amis pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Patas, Kecamatan Gerokgak direspon pemerintah. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Buleleng, segera menindaklanjuti laporan pengelolaan BUMDes yang bermasalah tersebut.
Kepala DPMD Buleleng I Made Subur mengaku akan meneruskan kasus BUMDes Desa Patas pada monitoring dan evaluasi (monev) dengan Unit Tipikor Kejaksaan Negeri (Kejari) Singaraja dalam waktu dekat ini.
Soal BUMDes Desa Patas, menurut Subur, kewenangan pengelolaan BUMDes ada pada pemerintahan desa. Dalam pelaksaannya acap kali oknum pemerintahan desa menggunakan uang. Bahkan kadang beralasan pengurus BUMDes melarikan diri sehingga pengelolaan BUMDes terabaikan.
“Dalam konteks itu, kepala desa/perbekel selaku ex officio paling bertanggungjawab. Jadi kalau ada BUMDesnya bermasalah kepala desa selaku ex officio melakukan pekerjaannya tidak benar,” tegas Subur, Rabu (16/10).
Subur mengaku selama ini belum menerima laporan adanya salah urus BUMDes Patas dan baru mengetahuinya melalui media. Karena itu, pihaknya akan secepatnya memproses, termasuk melakukan cross chek dengan meminta pihak BUMDes memberikan laporan.
“Kita akan proses laporan dari MUDes itu pada acara monev dengan kejaksaan, tipikor dan inspektorat. Mungkin kita akan gerak cepat untuk mendapatkan laporan pengelolaan BUMDes Desa Patas,” imbuhnya.
Untuk kasus BUMDes Patas, Subur meminta semua pihak yang terlibat mengelola lembaga tersebut di Desa Patas segera bekerja membuat laporan agar persoalan tersebut segera clear. “Yang jelas kita akan tuntaskan (kasus BUMDes Patas,red) dengan segera mendapat laporan pengelolaannya,” tandasnya.
Sebelumnya, BUMDes Desa Patas diterpa masalah. BUMDes yang awalnya bermodal Rp 1 miliar kini tinggal Rp 21 juta. Ironisnya, sejumlah pengurus diduga menilep dana BUMDes dengan melakukan peminjaman tanpa jaminan. Hal itu terungkap dalam musyawarah desa (Musdes) yang digelar oleh masyarakat Desa Patas, Gerokgak di GOR Amartha Yudha, Selasa (15/10).
Koordinator Tim Penyehatan BUMDes Amartha Desa Patas Komang Widiartawan mengatakan, BUMDes sedang sakit. Indikasi itu, kata Widiartawan terlihat dari adanya laporan keuangan yang tersisa hanya Rp 21 juta dari total modal sebesar Rp 1 miliar. Sakitnya BUMDes Desa Patas terungkap saat dibentuk Tim 9 sejak bulan Juni lalu. Dengan suntikan dana berasal dari dana hibah pemerintah Provinsi Bali dan dana melalui Program Gerbang Sadu Mandara, LPMD dan pemerintah desa. (625)