SEMARAPURA | patrolipost.com – Setelah menggelar rapat Tim Terpadu dan Penanganan Konflik Sosial, akhirnya Pj Bupati Klungkung, I Nyoman Jendrika mengeluarkan surat edaran pada Kamis (7/3/2024), terkait rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi yang akan dilaksanakan di Bali, Senin (11/3/2024).
Ada beberapa poin penting yang diatur, salah satunya adanya larangan mempromosikan usaha dengan branding Hari Suci Nyepi.
Surat edaran tersebut juga menindaklanjuti hasil rapat Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Klungkung yang dilaksanakan pada Kamis, (7/3) tentang pelaksanaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946.
“Rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1946 ini, meliputi malis, pangerupukan, sipeng (Catur Bratha Panyepian) dan Ngembak Geni. Kami harap umat bisa menjalankannya dengan khidmat dan khusyuk,” ujar Jendrika.
Pelaksanaan pawai ogoh-ogoh pada saat hari pengerupukan, diimbau untuk dilakukan di masing-masing wilayah desa adat atau banjar. Serta sangat dilarang mengkonsumsi miras (minuman keras), membawa senjata tajam dan menyalakan petasan. Serta tidak melakukan konvoi atau melakukan penutupan lalu lintas.
“Bendesa adat dan kelian banjar adat bertanggungjawab menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban dalam pelaksanaan pengrupukan maupun pelaksanaan Hari Raya Nyepi di wilayah desa adatnya masing-masing,” ungkap Jendrika.
Pada saat pelaksanaan Hari Raya Nyepi, penyedia jasa transportasi (darat dan laut) di Klungkung tidak diperkenankan beroperasi selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi, dari hari Senin tanggal 11 Maret 2024 pukul 06.00 WITA, sampai dengan hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 pukul 06.00 WITA.
“Usaha penyedia jasa akomodasi, penyedia jasa hiburan dan tempat wisata yang ada di Kabupaten Klungkung tidak diperkenankan mempromosikan usahanya dengan branding Hari Suci Nyepi,” ungkap Jendrika.
Lebih jauh Jendrika menekankan, karena Hari Suci Nyepi diperkirakan bersamaan dengan awal Ramadhan 1445 Hijriyah, umat Islam melaksanakan shalat tarawih di rumah ibadah terdekat dengan berjalan kaki atau di rumah masing-masing dan tidak menggunakan pengeras suara serta dengan dan menggunakan lampu penerangan yang terbatas.
Serta umat lain melaksanakan ibadah di rumah masing-masing.
“Majelis-majelis Agama dan Lembaga Sosial Keagamaan serta lnstansi terkait agar menyosialisasikan seruan ini kepada seluruh umat beragama di Kabupaten Klungkung,” pungkasnya. (855)