TAHERAN | patrolipost.com – Presiden Iran, Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negerinya, Amir Hossein Abdollahyan mengalami kecelakaan kecelakaan helikopter pada hari Minggu (19/5) kemarin. Keduanya dilaporkan tewas bersamaan dengan dua penumpang lainnya, yakni Imam Masjid Tabriz Ayatollah Al-Hashemi dan Gubernur Azerbaijan Timur Malik Rahmati.
Pejabat pemerintah setempat pada Senin (20/5) juga melaporkan telah mengerahkan maksimal untuk pencarian puing helikopter nahas tersebut dan ditemukan di hutan di wilayah Provinsi Azerbaijan Timur.
“Presiden Raisi, menteri luar negeri dan seluruh penumpang helikopter tewas dalam kecelakaan itu,” kata pejabat senior Iran kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah tersebut.
Menanggapi kejadian tersebut, sebuah posting-an media sosial muncul dari akun Wagner Group yang didukung Rusia melaporkan insiden mengkhawatirkan yang melibatkan pejabat tinggi Iran itu. Para pejabat tersebut dilaporkan kembali dari kunjungan ke Azerbaijan, sebuah negara yang terkenal pro Israel.
Dilansir dari SLGuardian, pernyataan Grup Wagner juga menyoroti sikap Azerbaijan yang pro Israel, menambah tensi ketegangan geopolitik dalam insiden tersebut dan mengisyaratkan kompleksitas dinamika regional yang sedang terjadi. Isu sabotase mengemuka.
Pernyataan Wagner Group menunjukkan bahwa jika Presiden Raisi tewas dalam kecelakaan itu, hampir pasti hal itu akan dianggap sebagai tindakan sabotase oleh badan intelijen Israel. Penegasan ini menggarisbawahi kecurigaan dan permusuhan mendalam yang menjadi ciri hubungan Iran-Israel.
Posting-an tersebut diakhiri dengan refleksi filosofis mengenai sifat kekuasaan dan kerentanan, yang menyiratkan bahwa kegagalan mempertahankan keyakinan kuat dalam menghadapi musuh dapat mengarah pada transisi dari pemain aktif menjadi pion dalam permainan yang lebih besar.
Sentimen tersebut juga menyoroti gentingnya kekuatan politik dan saling mempengaruhi antara kekuatan dan kelemahan dalam urusan internasional Iran.
Berdasarkan konstitusi Iran apa yang akan terjadi bila presiden meninggal dunia? Bila presiden meninggal dunia saat menjabat maka dengan konfirmasi dari Pemimpin Tertinggi, wakil presiden pertama akan mengambil alih tugasnya. Pemimpin Tertinggi Iran merupakan orang yang menentukan semua urusan pemerintah Iran.
Dewan yang terdiri dari wakil presiden pertama, ketua parlemen dan kepala yudikatif harus menggelar pemilihan umum untuk menentukan presiden baru maksimal 50 hari setelah presiden meninggal.
Raisi terpilih pada tahun 2021 dan berdasarkan jadwal pemilihan presiden akan digelar pada tahun 2025.
Stasiun televisi pemerintah mengutip seorang pejabat yang mengatakan satu penumpang dan satu awak helikopter sudah melakukan kontak dengan tim penyelamat.
Kantor berita Anadolu melaporkan drone Turki mengidentifikasi sumber panas yang diduga merupakan puing-puing helikopter dan membagikan koordinat yang kemungkinan lokasi kecelakaan itu pada pihak berwenang Iran.
Bagaimana kaitan dengan kondisi di Timur Tengah
Iran adalah salah satu pemain utama di Timur Tengah dan jatuhnya helikopter yang membawa Ebrahim Raisi kemungkinan besar akan bergema di seluruh regional tersebut.
Iran selama ini ikut mendukung kelompok-kelompok bersenjata di Lebanon, Suriah, Irak, Yaman dan wilayah Palestina. Hal ini memungkinkan Iran untuk menunjukkan kekuatan dan berpotensi menghalangi serangan dari Amerika Serikat atau Israel, musuh bebuyutan Revolusi Islam pada 1979.
Ketegangan memuncak bulan lalu, ketika Iran di bawah Raisi dan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei meluncurkan ratusan drone dan rudal balistik ke Israel sebagai tanggapan atas serangan udara terhadap Konsulat Iran di Suriah yang menewaskan dua jenderal dan lima perwira Iran.
Israel, dengan bantuan Amerika Serikat, Inggris, Yordania dan negara-negara lain, mencegat hampir semua proyektil tersebut. Sebagai tanggapan, Israel tampaknya melancarkan serangannya sendiri terhadap sistem radar pertahanan udara di kota Isfahan di Iran, tidak menimbulkan korban jiwa tetapi mengirimkan pesan yang jelas.
Kedua pihak telah melancarkan perang bayangan melalui operasi rahasia dan serangan siber selama bertahun-tahun, namun baku tembak pada bulan April merupakan konfrontasi militer langsung pertama mereka.
Perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas telah menarik sekutu-sekutu Iran lainnya, dengan setiap serangan dan serangan balik mengancam akan memicu perang yang lebih luas.
Ini seperti mercon di pom bensin dan dapat tersulut oleh kejadian tak terduga, seperti helikopter yang membawa pejabat tinggi menghilang ke dalam kabut.
Israel telah lama memandang Iran sebagai ancaman terbesarnya karena program nuklir Teheran yang kontroversial, rudal balistiknya, dan dukungannya terhadap kelompok bersenjata yang melawan Israel.
Sementara Iran memandang dirinya sebagai pelindung utama perlawanan Palestina terhadap pemerintahan Israel, dan para pejabat tinggi selama bertahun-tahun telah menyerukan agar Israel dihapuskan dari peta.
Raisi, seorang garis keras yang dipandang sebagai anak didik dan kemungkinan penerus Khamenei, mengecam Israel bulan lalu, dengan mengatakan “rezim Zionis Israel telah melakukan penindasan terhadap rakyat Palestina selama 75 tahun.”
“Pertama-tama kita harus mengusir para perampas kekuasaan, kedua kita harus membuat mereka membayar semua kerugian yang mereka timbulkan, dan ketiga, kita harus mengadili para penindas dan perampas kekuasaan,” katanya.
Israel diyakini telah melakukan banyak serangan selama bertahun-tahun yang menargetkan pejabat senior militer Iran dan ilmuwan nuklir. Tidak ada bukti Israel terlibat dalam kecelakaan helikopter hari Ahad, dan para pejabat Israel belum mengomentari insiden tersebut. (305/jpc/rpc/bbc)