BANGLI | patrolipost.com – Kapolda Bali Irjen Pol I Putu Jayan Danu Putra meninjau pelaksanaan isolasi terpusat (isoter) di Kabupaten Bangli, Jumat (20/8/2021). Kapolda meninjau dua lokasi yakni isoter berbasis desa di Desa Bunutin Kecamatan Bangli dan isoter Kabupaten di Gedung Diklat RSJ Provinsi Bali.
Tampak hadir mendampingi Kapolda yakni Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar, Ketua DPRD Bangli, I Ketut Suastika serta Kapolres Bangli AKBP I Gusti Agung Dhana Aryawan dan Dandim 1626/Bangli, Letkol Inf I Gde Putu Suwardana.
Pemantauan pertama dilakukan di Banjar/Desa Bunutin. Di lokasi isoter berbasis desa tersebut ada 10 orang yang menjalani isolasi. Setelah pemantauan isoter berbasis desa, Kapolda melanjutkan pemantauan di Gedung Diklat RSJ Provinsi Bali.
Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengatakan, Bangli memiliki dua pola pelaksanaan isoter yakni isoter berbasis desa dan kabupaten. Pelaksanaan isoter berbasis desa sudah dikelola dengan baik oleh penanggung jawab di desa. Untuk kebutuhan obat disiapkan oleh tenaga kesehatan dari Diskes Bangli.
“Isoter berbasis desa di Bangli sudah dikelola dengan baik terlebih lagi yang terpusat di kabupaten,” jelas Kapolda.
Menurut Irjen Jayan Danu, pola yang diterapkan di Bangli sudah tepat. Kemudian pelaksanaan juga tetap dijaga. Pihaknya yakin dengan pola Isoter dapat memutus rantai penyebaran Covid-19 serta dapat mempercepat kesembuhan.
“Kami mengimbau masyarakat yang positif Covid-19 untuk tidak ragu melaporkan diri dan melakukan Isoter,” ungkapnya.
Kapolda juga meminta dilakukan persiapan penambahan tempat tidur, hal ini sebagai langkah antisipasi ketika terjadi lonjakan kasus.
Menurutnya, memang pihak Provinsi Bali juga menyiapkan tempat Isoter. Hanya saja jarak cukup jauh dari Bangli. Pihaknya tidak ingin karena jarak dijadikan alasan masyarakat enggan untuk melaksanakan Isoter.
“Baik provinsi dan kabupaten memfasilitasi tempat isolasi. Kami berharap pandemi Covid-19 segera bisa teratasi,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengatakan untuk layak tidaknya dijadikan tempat isoter berbasis desa terlebih dahulu dilakukan survei dari Dinas Kesehatan. Jika dari hasil survei dianggap layak, maka warga positif Covid-19 menjalani Isolasi di tempat tersebut.
Dalam penanganannya, sudah ada pembagian tugas yakni untuk makan oleh pemerintah desa, obat-obatan disiapkan Nakes yang ditugaskan di desa tersebut. Dari Dinas Sosial juga ada paket sembako serta sembako dari relawan.
“Yang isoter diawasi oleh desa adat hingga pecalang,” tegas Sedana Arta. (750)