SINGARAJA | patrolipost.com – Tim verifikator dari Komisi Oseanografi Antarpemerintah (IOC) dibawah naungan The United Nations Educational Scientific And Cultural Organization (UNESCO), hadir di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, Kamis (25/4/2024). Kehadiran tim tersebut untuk memastikan Desa Pengastulan layak untuk diakui sebagai Desa Siaga Bencana Tsunami (Tsunami Ready Community).
Menariknya hanya ada 14 wilayah di dunia yang mendapatkan pengakuan sebagai Desa Siaga Bencana Tsunami dan 10 di antaranya ada di Indonesia.
Verifikasi yang dilakukan bersama BMKG pada 25 hingga 26 April 2024 ini bertujuan untuk melihat kesiapan relawan dan masyarakat dalam menjalankan 12 indikator tsunami ready serta langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi risiko gempa bumi dan tsunami di wilayah tersebut.
Dr rer nat Wiwin Windupranata ST MSi, perwakilan dari UNESCO selaku Verifikator Tsunami Ready mengatakan Desa Pengastulan sangat berpotensi meraih gelar Tsunami Ready Community. Pasalnya, mereka telah mendapatkan pengakuan di tingkat nasional. Kehadiran UNESCO ke Buleleng untuk memastikan 12 indikator tersebut berjalan dengan baik.
“Perlu dicatat pengakuan tsunami ready ini bukan menjadi jaminan bahwa nanti tidak akan ada korban (akibat bencana tsunami). Justru ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mitigasi bahaya tsunami,” terang Wiwin sembari menyebut hanya ada 14 wilayah di dunia yang mendapatkan pengakuan sebagai Desa Siaga Bencana Tsunami dan 10 di antaranya ada di Indonesia.
Secara garis besar menurut Wiwin 12 indikator dimaksud terangkum dalam tiga kriteria. Diantaranya asessment (penilaian), preparedness (kesiapsiagaan), dan response (respons). Wiwin yang juga dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, beberapa kriteria seperti memiliki data tentang peta zona bahaya tsunami, jumlah penduduk di zona bahaya tsunami, adanya peta-peta evakuasi yang mudah dipahami masyarakat.
“Ada juga sumber-sumber edukasi dan kesadaran publik yang tersedia dan terdistribusi merupakan syarat sebuah wilayah bisa diakui oleh UNESCO sebagai Desa Siaga Bencana Tsunami,” imbuhnya.
Sedang Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan pengakuan Desa Pengastulan sebagai Desa Siaga Bencana Tsunami nantinya bisa menjadi pemicu masyarakat untuk memahami secara betul mitigasi bencana gempa bumi yang berpotensi tsunami.
“Verifikasi ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat agar lebih waspada dengan gempa bumi yang berpotensi tsunami. Terlebih di Desa Pengastulan pada tahun 1976 pernah luluh lantak oleh gempa bumi yang cukup besar,” ucapnya.
Setelah verifikasi Ariadi berharap Desa Pengastulan dapat mengikuti jejak Desa Tanjung Benoa di Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, yang saat ini menjadi satu-satunya desa di Bali yang telah ditetapkan statusnya oleh UNESCO sebagai Tsunami Ready Community. (625)