JAKARTA | patrolipost.com – Resolusi yang dirancang oleh Uni Eropa untuk melakukan penyelidikan asal penyakit virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 300.000 orang dan tanggapan WHO telah mendapatkan dukungan dari lebih dari 100 negara. Dukungan lebih dari 100 negara itu menurut dokumen yang diajukan sebelum acara tahunan terbesar WHO.
Majelis Kesehatan Dunia, badan pembuat kebijakan utama WHO, akan bertemu Senin sore. Ini adalah pertama kalinya pertemuan diadakan melalui konferensi video. Konferensi ini akan selesai dalam dua hari dan dilanjutkan setelah dunia memahami virus yang telah menginfeksi jutaan orang.
Penyelidikan asal virus Corona terus diserukan dari penyakit yang diduga awalnya muncul di Wuhan, Tiongkok.
Tetapi Tiongkok, yang dituduh berusaha menyembunyikan penyakit itu pada hari-hari awal deteksi tahun lalu, kadang-kadang bersikeras bahwa itu bisa berasal dari tempat lain. Lebih dari satu pejabat kementerian luar negeri Tiongkok menunjuk ke Amerika Serikat.
Australia, yang telah memainkan peran utama dalam membangun dukungan untuk penyelidikan yang menargetkan Tiongkok, telah menyambut meningkatnya dukungan untuk penyelidikan.
Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan resolusi adalah “bagian penting dari percakapan yang kami mulai”.
Australia juga menanggung beban kemarahan Tiongkok untuk peran ini. Otoritas Tiongkok telah mengancam akan mengenakan pajak berat pada impor gandum dan sudah menangguhkan impor daging sapi dari empat pemasok Australia.
Kementerian luar negeri Tiongkok membantah bahwa keputusan itu terkait dengan desakan Australia untuk penyelidikan asal covid-19.
“Sangat tidak bertanggung jawab dan dapat mengganggu kerja sama internasional dalam memerangi pandemi,” kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok.
Australia, yang didukung oleh Amerika Serikat, tetap bertahan dan terus berupaya. Dokumen yang diperbarui di situs web WHO menunjukkan bahwa dukungan untuk resolusi telah tumbuh.
Arab Saudi, Qatar dan Grup 54 negara Afrika juga telah menandatangani resolusi yang tidak hanya menempatkan peran Tiongkok tetapi juga kepemimpinan WHO yang sedang dalam pengawasan. (305/prc)