JAKARTA | patrolipost.com – TNI menuding kelompok separatis teroris (KST) menyebarkan hoaks terkait tewasnya seorang anggota TNI. Awalnya KST mengklaim bahwa kelompoknya menewaskan seorang anggota TNI bernama Prada Enos Aninam. Namun, Kodam XVII/Cenderawasih memastikan bahwa anggotanya tewas karena kecelakaan (laka) tunggal.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom menyatakan, anggota TNI bernama Prada Enos Aninam itu tewas saat terjadi baku tembak di Kampung Titigi, Intan Jaya, pada Sabtu (5/2/2022).
”Kami berhasil menembak seorang anggota TNI,” ujarnya dalam keterangan tertulis kemarin (6/2/2022).
Sebby bahkan mengirimkan dua foto untuk meyakinkan bahwa anggota TNI telah ditembak. Foto pertama memperlihatkan sesosok jenazah yang ditangisi keluarganya. Foto kedua berupa kartu tanda prajurit TNI dengan nama Prada Enos Aninam.
”Ini asli orang Papua yang meninggal,” ucapnya.
Namun, berdasar informasi yang diperoleh aparat TNI, yang bersangkutan meninggal dunia karena mengalami laka lalu lintas tunggal. Menurut Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Aqsha Erlangga, Prada Enos meninggal setelah mengalami laka pada Sabtu lalu.
”Kecelakaan sekitar pukul 06.00 WIT di Jalan Palapa, SMAN 1 Manokwari,” terang dia kemarin. Setelah laka terjadi, personel Bekangdam XVII/Kasuari itu dibawa ke Rumah Sakit Umum Manokwari.
”Kemudian oleh dokter dinyatakan sudah meninggal dunia,” imbuh Aqsha.
Meski demikian, TNI mengakui, ada anggotanya yang tertembak oleh KST. Dia adalah Giyade Ramadhani Fattah, personel Satgas Kodim Yonif PR 328/DGH. Namun, Giyade hanya terluka, tidak meninggal dunia.
Aqsha menegaskan, informasi yang disampaikan KST tidak benar. Dia memastikan, tidak ada luka tembak di tubuh Prada Enos. Perwira menengah dengan tiga kembang di pundak itu menyebutkan, KST memang tidak jarang menyebar berita bohong. Kelompok tersebut, kata Aqsha, bukan kali pertama ini saja menyebar informasi palsu.
”Sudah sering. Sehingga jangan percaya dengan berita dan klaim dari KST,” tegas dia.
Menurut Aqsha, KST memang senang menyebar hoaks, berita provokatif, dan berita teror kepada masyarakat di Papua. Tujuannya, masyarakat ketakutan. Hal tersebut akan menguatkan aksi-aksi teror mereka.
”Itulah ciri-ciri aksi teroris. Selalu sengaja membuat teror agar masyarakat di Papua ketakutan,” bebernya. (305/jpc)