Pengurus DPD Partai Demokrat Provinsi Bali bersama 9 Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten/Kota se-Bali di Kantor Kanwil Kemenkumham Provinsi Bali di Renon, Denpasar, Senin (8/3/2021).
DENPASAR | patrolipost.com – Wujud perlawanan terhadap KLB (Kongres Luar Biasa) Partai Demokrat ilegal yang digelar di Sumatera Utara (Sumut), Jumat (5/3/2021) dengan menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, mengkudeta kepemimpinan yang sah dari Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres V, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Pengurus DPD Partai Demokrat Provinsi Bali bersama 9 Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten/Kota se-Bali mendatangi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kanwil Kemenkumham) Provinsi Bali di Renon, Denpasar, Senin (8/3/2021).
Rombongan dipimpin Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Wayan Adnyana, Wakil Ketua Bidang Okaka (Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi) DPD Partai Demokrat Bali Ketut Ridet, Ketua Dewan Kehormatan DPD Partai Demokrat Bali Putu Suasta dan sejumlah pengurus serta para Ketua DPC Partai Demokrat dari 9 Kabupaten/Kota se-Bali. Rombongan diterima Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Bali, Suprapto.
Mereka menyampaikan aspirasi terkait adanya KLB ilegal di Sumut dan juga menyampaikan legalitas kepengurusan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat AHY dengan menyertakan SK Kemenkumham tentang pengesahan AD/ART Partai Demokrat hasil Kongres V.
Disampaikan pula SK DPP Partai Demokrat tentang Susunan Pengurus Pleno Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Masa Bakti 2020-2025, SK Kepengurusan DPD Partai Demokrat Bali dan SK DPC Partai Demokrat Kabupaten/Kota se-Bali.
Disampaikan pula surat pernyataan kebulatan tekad ke AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang sah dan surat pernyataan tidak pernah menandatangani mandat untuk hadir di KLB Sumut.
“Tujuan kehadiran kami menyampaikan aspirasi bahwa DPD dan DPC Partai Demokrat di Bali kompak setia mendukung kepengurusan sesuai AD/ART dengan Ketua Umum AHY. Kami melaporkan kepengurusan di Bali legal, setia pada AHY, dan satupun tidak ada yang hadir ke KLB di Sumut,” papar Sekretaris DPD Partai Demokrat Provinsi Bali Wayan Adnyana.
“Kami juga sampaikan SK Kemenkumham tentang pengesahan AD/ART Partai Demokrat hasil Kongres V tahun 2020. AD/ART ini konstitusi Partai Demokrat sekarang,” imbuh Wakil Ketua Bidang Okaka DPD Partai Demokrat Bali Ketut Ridet.
DPD Demokrat Bali dan DPC Demokrat se-Bali juga mengklarifikasi klaim inisiator KLB Demokrat Sumut Jhoni Allen Marbun yang sebelumnya secara sepihak menyebutkan dari 9 DPC Demokrat di Bali ada tujuh DPC yang hadir di KLB Sumut.
“Klaim bahwa 7 DPC Demokrat hadir di KLB Sumut itu bohong. Saat KLB kami semua DPD dan sembilan DPC hadir di Rakorda DPD Demokrat Bali,” tegas Adnyana sembari menginformasikan Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta tidak ikut hadir di Kanwil Kemenkumham Bali karena sedang berada di Jakarta bersama AHY ikut hadir silaturahmi di Kantor Kemenkumham.
Dijelaskan juga tidak ada satupun syarat yang sah dalam KLB Demokrat ilegal di Sumut ini. Berdasarkan AD/ART Partai Demokrat, KLB hanya bisa digelar jika atas permintaan Majelis Tinggi. Diusulkan minimal sebanyak 2/3 DPD se-Indonesia, dan minimal1/2 dari DPC se-Indonesia.
KLB juga tidak bisa sembarangan digelar. KLB bisa digelar jika salah satu tujuannya penyempurnaan AD/ART atau hal lain yang urgent.
“Jadi sesuai AD/ART, tidak ada satupun klausul yang membenarkan KLB di Sumut,” terang Adnyana.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Bali, Suprapto mengapresiasi aspirasi yang disampaikan pengurus DPD dan DPC Partai Demokrat di Bali ini.
“Apa yang disampaikan hari ini pada intinya DPD dan DPC Demokrat di Bali tidak pernah hadir di KLB Sumutt, tidak pernah mengutus mandat hadir di KLB Sumut. Saat KLB, DPD dan DPC hadiri Rakorda di Bali. Jadi semua itu bukan alibi tapi realita yang dilaporkan. Mereka juga tegaskan pengurus di Bali tetap setia dukung AHY,” terang Suprapto.
Pihaknya pun berjanji segara melaporkan fakta-fakta yang disampaikan dalam pertemuan ini ke pimpinannya Kepala Kanwil Kemenkumham Bali untuk selanjutnya dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM di Jakarta.
“Kami akan segera menyampaikan melanjutkan dan laporan ini ke pimpinan (Menteri Hukum dan HAM) di Jakarta,” pungkas Suprapto. (wie)