WEETEBULA | patrolipost.com – Bentang NKRI dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote menyimpan beragam kekayaan dan tradisi unik. Kekhasan di berbagai daerah menjadi aset yang penting dilestarikan untuk tetap menjadi identitas suatu daerah secara turun temurun.
Salah satu tradisi unik yang sudah turun temurun diwariskan adalah tradisi cium hidung di Sumba. Cium hidung menjadi simbol kedekatan dan perdamaian.
“Tradisi cium hidung bagi orang Sumba merupakan simbol kekeluargaan dan persahabatan yang sangat dekat,” jelas Ngongo Bili, seorang tokoh adat di Puukapaka, Desa Kalakikambe, Wewewa Barat, Sumba Barat Daya, Kamis (10/11/2022).
Selain itu jelas Ngongo Bili, cium hidung merupakan simbol perdamaian. Cium hidung, saat dilakukan orang yang telah berseteru menunjukkan mereka sudah berdamai dan konflik sudah usai.
“Tradisi cium hidung dilakukan dengan cara menempelkan dua hidung atau mempertemukan dua ujung hidung yang mengisyaratkan bahwa dua individu seakan sangat dekat dan tidak ada jarak,” tambahnya.
Meskipun demikian, kata Ngongo Bili, tradisi cium hidung ini sudah menjadi adat istiadat dan kebiasaan bagi orang Sumba, namun tradisi ini tidak dapat dilakukan pada sembarang tempat dan waktu.
Tradisi ini dapat dilakukan hanya dalam acara-acara tertentu, seperti saat proses pelaksanaan tradisi perkawinan, pesta pernikahan, hari raya besar keagamaan, pesta adat, kedukaan dan acara perdamaian.
Di samping itu juga saat penerimaan tamu-tamu yang dianggap terhormat atau agung yang berasal dari wilayah Sumba sendiri. Namun untuk tamu dari luar Sumba seperti kepala negara, Gubernur ataupun tamu lainnya, cium hidung boleh dilakukan tapi ada pemberitahuan terlebih dahulu.
Oleh karena itu, siapa pun yang berkunjung ke Sumba, jika masyarakat setempat menyambut dengan cium hidung berarti mereka menerima dengan ikhlas dan penuh kasih sayang. (pp04)