BANGLI | patrolipost.com – Peristiwa tragis terjadi di Desa Sekardadi, Kecamatan Kintamani, Bangli, Senin (27/7/2020). Seorang balita bernama Ni Putu Juliantari (11 bulan) tewas setelah terlindas mobil yang dikemudikan Made Agus Dwipayana Putra (38). Sementara pelaku yang tak lain adalah bos dari orangtua korban telah diamankan petugas.
Putu Juliantari merupakan anak dari pasangan suami istri (pasutri) Gede Sabar (21) dan Ni Kadek Indrayani (20), asal Banjar Dinas Bonyoh, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem. Pasutri ini bekerja sebagai buruh dan sekaligus tinggal di rumah Made Agus Dwipayana.
Dari informasi di lapangan, kronologis kejadian berawal Ketika pelaku Made Agus Dwipayana, sekira pukul 10. 00 Wita bermaksud pergi ke bank yang ada di wilayah Kayuambua, Susut Bangli. Made Agus langsung menuju garase dengan maksud mengeluarkan mobil grand Vitara Nopol DK 631 IN miliknya.
Made Agus langsung naik ke dalam mobi dan kemudian menghidupkan mesin mobil warna silver tersebut. Saat memundurkan mobilnya Made Agus merasa melindas sesuatu. Alangkah terkejutnya Made Agus mengetahui ternyata balita Putu Juliantari yang terlindas ban mobilnya dan kondisinya sudah tidak bernyawa.
Akhirnya kasus yang menggegerkan ini dilaporkan ke pihak kepolisian. Tidak berselang lama petugas tiba dan langsung mengamankan pelaku.
Kasubbag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi saat dikonfirnasi membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, petugas dari Polsek Kintamani telah melakukan olah TKP serta mengamankan pelaku yang tidak lain juragan dari orangtua korban.
“Dari hasil olah TKP dan keterangan saksi, korban meninggal dunia akibat kelalaian pengemudi mobil,” jelasnya.
Sementara di TKP ditemukan bekas hasil lindasan dari mobil tersebut yang berupa darah dan isi otak korban. “Bagian otak korban sampai keluar,” ujarnya seraya menyebutkan jenazah balita Putu Juliantari dibawa ke RSU Bangli.
Atas kejadian tersebut kedua orangtua korban masih syok dan belum bisa diminta keterangan. “Orangtua korban bekerja di tempat pelaku dan kondisinya kini masih syok,” sebut AKP Sulhadi. (750)