LABUAN BAJO | patrolipost.com – Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Shana Fatina menyampaikan Pariwisata Labuan Bajo telah siap menyambut kembali kunjungan wisatawan mancanegara setelah sebelumnya meredup pasca pandemi Covid -19.
Hal ini disampaikan Shana saat ditanya terkait kesiapan Labuan Bajo sebagai salah satu Destinasi Wisata Super Prioritas terhadap adanya kebijakan baru mengenai pembukaan visa kunjungan saat kedatangan atau Visa on Arrival (VoA) khusus wisata bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang berkunjung ke Bali dengan tanpa harus menjalani karantina.
Seperti diketahui, per tanggal 7 Maret 2022, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI menerbitkan kebijakan pembukaan visa kunjungan saat kedatangan atau visa on arrival (VOA) khusus wisata bagi PPLN asal 23 negara dengan satu pintu masuk yakni hanya melalui Bali. Regulasi ini tertuang dalam SE Kemenkumham RI Nomor: IMI-0525.GR.01.01 Tahun 2022.
VOA Khusus Wisata hanya bisa didapatkan oleh subjek Orang Asing apabila mereka memasuki wilayah Indonesia melalui Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Namun, Orang Asing pemegang VOA Khusus Wisata bisa keluar wilayah Indonesia melalui TPI mana saja, tanpa harus melalui Bali.
Menyambut kebijakan ini, Shana pun menyampaikan bahwa sinergitas antar lembaga baik pusat maupun daerah telah menghasilkan berbagai upaya dalam menjadikan pariwisata Labuan Bajo dan Flores pada umumnya siap menyambut kunjungan wisatawan mancanegara, diantaranya adalah kesiapan sarana dan prasarana penunjang.
“Infrastruktur dan fasilitas kawasan KSPN Labuan Bajo telah selesai, dan siap untuk menyambut wajah baru Labuan Bajo,” ucapnya.
Selain itu Shana juga menyampaikan bahwa hingga saat ini proses vaksinasi di Labuan Bajo telah mencapai angka 85 persen, termasuk didalamnya para pelaku pariwisata yang telah menerima vaksinasi booster serta ditambah dengan berbagai jenis industri pariwisata telah mengantongi sertifikasi CHSE guna memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan saat berwisata.
“Sebanyak 63 industri pariwisata yang telah tersertifikasi CHSE dan komit untuk menjaga keamanan dan kenyamanan berwisata,” lanjutnya.
Lanjut Shana, kesiapan Labuan Bajo juga ditampilkan melalui beragam produk wisata dan ekonomi kreatif yang telah mengalami peningkatan kualitas sehingga mampu memberikan banyak pilihan berwisata bagi wisatawan.
“Produk Wisata Labuan Bajo sudah beragam, tidak hanya berkutat di Komodo tapi kita sudah punya Kota Labuan Bajo yang ramah pejalan kaki, fasilitas mice, seni pertunjukan flores singing island, produk UMKM – ekraf yang makin beragam mulai dari kuliner, fesyen, kriya, dan sepeda listrik untuk keliling-keliling kota,” ujar Shana.
Pembenahan juga telah dilakukan pada kapal-kapal wisata, kendaraan, serta pemandu wisata, baik melalui sertifikasi dan pelatihan Basic Safety Training, juga pada pengecekan kesiapan kapal wisata, termasuk penerapan asuransi wisata 7 hari yang akan melindungi wisatawan selama di Labuan Bajo.
Selain itu salah satu yang turut dibenahi adalah mempermudah akses informasi bagi wisatawan serta pemberlakuan sistem singke ticketing yang akan mulai diberlakukan pada bulan April tahun ini.
Adapun salah satu upaya untuk membuat wisatawan memilih waktu tinggal lebih lama, Shana menjelaskan bahwa BPOLBF telah membangun konektivitas antara Labuan Bajo dengan 35 Daerah Tujuan Wisata (DTW) di sepanjang Flores Lembata Alor dan Bima.
“Termasuk 30 desa wisata tematik. Sehingga menambah pilihan bagi wisatawan tinggal lebih lama, seperti Waerebo, Kampung Bena, Kelimutu dll,” jelasnya.
Sementara itu, Matheus Siagian, salah seorang pelaku pariwisata di Labuan Bajo turut menyambut positif adanya kebijakan VoA khusus Wisata yang diberlakukan di Pulau Bali. Menurutnya, kebijakan ini merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kembali industri pariwisata Indonesia.
“Mulai sekarang perlahan pandemi berakhir dan akan diperlakukan seperti flu biasa. Tidak ada lagi PCR, swab dll. Semoga ini adalah pandemi terakhir dan ke depan pariwisata bisa pulih Kembali,” ucapnya.
Menjadi salah satu pengusaha hotel dan restaurant yang turut merasakan dampak buruk dari wabah pandemi Covid -19, Matheus optimis kebijakan baru ini akan turut memberikan dampak positif bagi pariwisata Labuan Bajo dan Flores pada umumnya serta mampu membangkitkan kembali roda perekonomian masyarakat.
“Harapan saya, semoga ke depannya pariwisata bisa membawa cahaya kembali ke kehidupan di Labuan Bajo. Hotel – hotel dan restaurant yang sempat tutup bisa buka kembali, teman – teman yang sempat menganggur bisa bekerja kembali. Hidup bisa kembali normal dan pandemi berakhir serta jangan pernah datang Kembali,” ucapnya. (334)