SINGARAJA | patrolipost.com – Jagad wisata Bali dihebohkan oleh peristiwa pengusiran wisatawan asal Timur Tengah yang dilakukan warga lokal di areal Pantai Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Buleleng. Peristiwa ini direkam oleh warga dan videonya viral di media sosial.
Video berdurasi 01.30 menit ini berawal dari ulah wisatawan asal Timur Tengah yang menginap selama 4 hari bersama keluarganya di The Villas, Dusun Pegayaman, Desa Temukus. Video itu diunggah oleh Gede Arya Adnyana di akun Facebooknya yang merupakan warga setempat dan di-repost ke banyak akun sosmes instargam hingga menimbulkan kehebohan.
Peristiwa itu bermula dari salah seorang warga, Gede Arya Andyana bersama anaknya, Minggu (21/7) mandi di pesisir Pantai Desa Temukus sekitar pukul 17.40 Wita, tak jauh dari lokasi vila. Karena pantai kotor dan penuh lumut, Arya bersama anaknya pindah ke lokasi dekat vila tempat wisatawan Timteng itu menginap.
“Saat itu saya dilarang mendekat, get out you, get out you! Jngan mandi di areal pantai ini,” ujar pria yang bekerja di Bank BRi Cabang Singaraja ini menirukan ucapan wisatwan Timteng tersebut.
Menerima hardikan itu, Arya naik pitam. Buntutnya terjadi perdebatan panas antara keduanya. Beberapa warga yang bersama Arya saat itu berusaha melerai, namun ikut dihardik. “Nyaris terjadi baku hantam,” imbuh Arya.
Untuk menghentikan ulah WNA, Arya kemudian melapor ke Polsek Banjar agar datang ke lokasi. Situasi memanas dengan semakin banyaknya warga yang datang karena tidak terima dengan sikap kasar WNA tersebut.
Setelah dilakukan mediasi antara warga dan WNA dibantu polisi, akhirnya sekitar pukul 21.30 Wita, keluarga WNA yang menyewa vila tersebut mau meninggalkan vila dan diantar menginap ke Hotel Wahyudana.
Arya menambahkan, peristiwa tersebut merupakan akumulasi kejengkelan warga setelah sebelumnya warga kerap dilarang mandi dekat vila. “Kalau pengelola vila tak pernah melarang,” jelasnya.
Belum lama ini juga ada peristiwa di Pantai Temukus yang dialami oleh sejumlah komunitas yang bergerak dalam peduli lingkungan saat memungut sampah plastik di pantai. “Mereka juga dilarang beraktivitas di pantai dekat vila,” tutur Arya.
Sebagai warga lokal Arya merasa dirugikan. Bahkan dia mengaku khawatir berimbas pada larangan melakukan kegiatan keagamaan seperti melasti.
Pengelola villa, Putu Arya Kusuma mengaku wisman asal Timteng dengan nama famili Fatimah Shams tersebut memang menginap selama beberapa hari di vilanya. Arya Kusuma mengaku tamunya tidak kooperatif dengan pengelola vila, termasuk saat meminta identitasnya.
“Galak dan menolak saat kami minta identitasnya,” terang Kusuma, seraya menambahkan, kasus itu menurutnya baru pertama kali terjadi di vilanya.
Atas kasus yang mencoreng wisata Buleleng itu, Kepala Dinas Sosial Buleleng Nyoman Sutrisna mengatakan, peristiwa itu sudah dalam penanganan Polisi. Menurutnya, kasus itu dipicu oleh ulah oknum wisatawan sendiri yang melarang warga mandi di areal pantai dekat vila tempat mereka menginap.
“Saya rasa ini tidak akan berdampak signifikan terhadap Pariwisata Buleleng dan Bali umumnya. Karena ini murni ulah oknum wisatawan yang melarang warga mandi di pantai,” ujarnya. (war)