DENPASAR | patrolipost.com – Penyebaran Covid-19 yang mengglobal merambah berbagai negara dunia membuat sejumlah event dibatalkan maupun ditunda. Salah satunya ajang festival jazz bersekala internasional terbesar di Bali yakni Ubud Village Jazz Festival (UVJF) yang sudah digelar sejak 2013 kini dibatalkan.
Festival Director sekaligus co-Founder dari UVJF, Anom Darsana mengatakan pandemi Covid-19 tidak hanya mengakibatkan krisis dalam bidang kesehatan tapi juga memukul perekonomian dunia dan nyaris meluruhkan sendi kehidupan di dunia, termasuk negara Indonesia khususnya Bali.
Anom Darsana mengungkapkan dengan sangat berat hati kepada penggemar musik Jazz, bahwa pergelaran ajang festival jazz bersekala internasional terbesar di Bali yang sudah digelar sejak 2013 ini, harus dibatalkan. Sedianya pergelaran UVJF direncanakan pada tanggal 14 sampai 15 Agustus 2020 mendatang. Selain itu, pembatalan pergelaran sebagai langkah meminimalisasi penyebaran Covid-19 sesuai kebijakan untuk sosial distancing.
“Kami sebagai salah satu event Internasional tahunan yang diselenggarakan di Bali, Ubud Village Jazz Festival (UVJF) dengan alasan yang sama juga telah mengambil sikap untuk membatalkan perhelatan tahun ini,” kata Anom Darsana, Kamis (9/4/2020).
Adapun pengaruh pandemi Covid-19 berdampak pada bidang industri di dunia bisnis diantaranya hotel, restaurant, toko-toko, dan juga event-event, hingga bisnis hiburan dari sekala terbesar sampai UMKM, dipaksa untuk mengencangkan ikat pinggang.
“Semoga segala sesuatunya menjadi lebih baik dan kita bisa memulai lagi di tahun 2021,” imbuhnya.
Sementara itu, musisi sekaligus co-founder Yuri Mahatma menjelaskan, banyak pihak menyarankan pergelaran UVJF dibatalkan di tahun 2020, dengan harapan Covid-19 telah mereda dalam beberapa bulan ke depannya.
“Karena lebih baik ditunda namun masih dalam tahun 2020 dengan harapan Covid-19 sudah mereda dalam beberapa bulan ke depan,” kata Yuri Mahatma, musisi dan juga co-founder.
Yuri Mahatma mengungkapkan terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan melalui beberapa aspek diantaranya: Pertama, jikalau benar situasi Covid-19 membaik dalam beberapa bulan ke depan, maka tetap memerlukan waktu untuk masa recovery.
“Dalam periode ini semua orang akan berhati-hati dan berhemat dan perlahan bangkit dari keterpurukan ekonomi,” jelasnya.
Seperti yang diketahui, perekenomian masyarakat di Pulau Dewata Bali sangat bergantung kepada industri pariwisata yang kini telah dilumpuhkan pandemi Covid-19.
Sedangkan aspek kedua lebih mencakup aspek moral dengan mengambil langkah yang bijaksana.
“Kita semua ikut prihatin dan berempati kepada saudara-saudara kita yang jauh lebih membutuhkan bantuan di tengah pandemic Covid-19 ini,” pungkasnya. (cr02)