Umat Buddha Bali Haturkan Persembahan untuk Dewa Naga di Perairan Teluk Benoa

DENPASAR | patrolipost.com – Umat Buddha di Bali mendapatkan keberuntungan. Pasalnya, seorang tokoh Buddha dari Tibet, YM Nima Rinpoche datang langsung memimpin umat Buddha di Bali melaksanakan persembahan kepada Dewa 8 (Delapan) Naga di perairan Teluk Benoa Bali, Minggu (22/9/2019).

“Acara persembahan, kebaktian puja dengan melakukan doa bersama kepada Sang Dewa sebagai bentuk permohonan berkah berupa keselamatan, kesehatan, rezeki dan kemakmuran ini di hadiri sekitar seratusan umat Buddha yang ada di Bali ataupun yang berasal dari luar daerah,”  kata Ketua Panitia Pelaksana Ritha Sathio.

Disebutkan, kegiatan kebaktian tersebut merupakan perwujudan “Dhama Talk” permohonan kepada Sang Buddha di tengah masa yang saat ini mengalami kemerosotan, sehingga semakin menambah penderitaan, kemiskinan, kesulitan dan tentu membawa dampak berbagai masalah dalam kehidupan.

“Untuk itu dalam kegiatan persembahan ini diharapkan segala penderitaan serta kemerosotan ekonomi saat ini dapat diatasi dengan bantuan dan pertolongan Sang Buddha serta memberikan berkah kemakmuran material maupun spiritual kepada seluruh makhluk hidup,” kata wanita yang tinggal di Australia ini.

Menurut Ritha, jika umat Buddha dengan penuh keyakinan dan kesungguhan hati memberikan persembahan baik dalam doa maupun bahan persembahan, maka dia akan mendapatkan perlindungan berkah dari Sang Dewa, serta membawa kebahagiaan, keberuntungan, kesuksesan dan pahala yang berlimpah.

YM Nima Rinpoche merupakan seorang Rinpoche yang telah bereinkarnasi keenam kalinya dan menjadi kepala Vihara di Gathem Ciu Pe Lang, Tibet. Sebelum ke Indonesia, sang Rinpoche telah melakukan perjalanan ke Hongkong, Singapura serta Malaysia untuk berbagi Dharma.

Rangkaian kegiatan ini sebut Ritha, sang Rinpoche akan memberikan wejangan Dharma tentang “Kehidupan Makmur dan Bahagia”. Ritual persembahan kepada 8 (delapan) naga ini diakhiri dengan pelepasan penyu, tukik, gurita serta balon yang berisi doa untuk keselamatan, kesehatan dan keberuntungan (Long Ta) yang merupakan tradisi umat Buddha di Tibet. (arw)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.