BANGLI | patrolipost.com – Sesuai rencana awal, pelaksanaan ngaben massal di Banjar Kawan, Kelurahan Kawan, Bangli sedianya dilaksanakan 15 Agustus 2020 nanti. Demikian juga di Banjar Pande Kelurahan Cempaga dilaksanakan November 2020. Namun melihat kondisi saat ini dalam situasi darurat Covid-19, maka pelaksanaan upacara ngaben massal masih menunggu situasi pulih.
Kelian adat Banjar Kawan, I Wayan Jana mengatakan untuk kegiatan ngaben massal dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Sesuai agenda upacara ngaben masal lan proras dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2020 nanti. “Rencanya upacara ngaben ini diikuti sebanyak 60 sawe,” ujar Wayan Jana, Minggu (17/5/2020).
Untuk persiapan awal, kata Wayan Jana sejatinya krama yang ikut terlibat dalan kegiatan ini telah mempersiapkan bahan yang nantinya akan digunakan. Misalnya kayu yang nantinya akan digunakan untuk ngaben.
Lanjut Wayan Jana, di tengah kondisi pandemic Covid -19 saat ini, dan dibarengi dengan turunnya imbauan dari pemerintah terkait pelarangan melaksanakan kegiatan yang melibatkan banyak orang, maka persiapan upacara ngaben belum bisa dilaksanakan.
”Kalau situasinya normal krama sudah mulai ngayah atau bekerja gotong-royong untuk mempersiapkan sarana upakara,” jelas Wayan Jana seraya menambahkan untuk ngaben/ plebon 1 sawe dikenakan biaya Rp 4 juta dan jika inklud dengan proras dikenakan biaya Rp 6 juta.
Lantas untuk pelaksnaan upacara, kata Wayan Jana pihaknya masih menunggu instruksi dari pemerintah. Jika pemerintah telah mencabut kondisi darurat Covid -19 yang dibarengi dengan mulai normalnya aktifitas warga, maka upacara ngaben lan proras akan dilaksanakan.
”Kami masih menunggu instruksi atau imbauan dari pemerintah. Kalau kondisinya tidak memungkinkan upacara kami undur, apa yang kami lakukan demi kebaikan kita bersama,” ungkapnya.
Di sisi lain Kelian Adat Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, I Wayan Nyepek mengatakan, untuk pelaksanaan ngaben lan proras dijadwalkan dilaksanakan pada bulan November 2020. Namun demikian pihaknya masih melihat situasi dan kondisi biar benar-benar pulih.
Menurutnya untuk mempersiapkan sarana upakara membutuhkan waktu dan yang namanya ngaben masal tentu melibatkan banyak orang. Sementara dalam situasi pandemi Covid-19 pemerintah mengeluarkan imbauan terkait penerapan social distancing dan phycikal distancing.
”Tentu dengan adanya imbauan tersebut praktis untuk mempersiapkan sarana upakara tidak bisa dilakukan,” sebutnya.
Namun demikian pihaknya masih menunggu instruksi dan imbauan dari pemerintah. Jika belum ada pencabutan terkait kondisi darurat Covid -19 maka untuk kegiatan upacara nageben tentu akan diundur pelaksanaannya.
”Masih melihat situasi, jika tahun ini tidak memungkinkan tentu upacara kami undur hingga tahun depan. Kami tidak mau grasa grusu apalagi kaitannya dengan kegiatan upacara untuk leluhur,” jelas Wayan Nyepek. (750)