Delapan mahasiswa ITB STIKOM Bali peserta ITC DNUI China didampingi WR I Ida Bagus Suradarma, SE, M.Si dan PIC Luh Putu Ayu Prapitasari, S.Kom, M.Sc foto bersama Rektor Dr. Dadang Hermawan. (ist)
DENPASAR | patrolipost.com – Prestasi mahasiswa ITB STIKOM Bali di tingkat dunia makin moncer saja. Sebelumnya seorang mahasiswa ITB STIKOM Bali menjadi lulusan terbaik kelas internasional di Help University Malaysia. Kini, delapan mahasiswa ITB STIOM Bali mencatat prestasi gemilang di Dalian Neusoft University of Information (DNUI) China saat mengikuti Program Transfer Kredit Internasional atau International Credit Transfer (ICT) dari Kemendikbud Ristek RI untuk kuliah di DNUI China. Semuanya mendapat nilai sangat memuaskan. Kedelapan mahasiswa tersebut adalah David Yedidya N.M, Russell Raimundo Harypratama, Kristuaji Wiryawan, I Gusti Made Andrian Sumantri, Putu Wisnu Krisnadana, Daniel, Julina, dan Juvina. Hebatnya lagi, Russell Raimundo Harypratama mendapat nilai sempurna yakni 100 untuk setiap mata kuliah. Dalam program ini, para mahasiswa wajib mengambil tiga mata kaliah, yakni Design Pattern, Automated Testing Tools, dan Functional and Logic Programming.
Wakil Rektor I Bidang Akademik ITB STIKOM Bali Ida Bagus Suradarma, SE., M.Si menjelaskan, delapan mahasiswa ini adalah bagian dari total 881 mahasiswa dari 113 PTN dan PT se-Indonesia yang mengikuti program tersebut selama enam belas minggu sejak Agustus-Desember 2021 di DNUI China. Karena situasi pandemi Covid sehingga mereka tetap tinggal di Indonesia sambil mengikuti kuliah secara full online di China dalam bahasa Inggris. Mereka mendapat uang saku Rp 3,5 juta rupiah dan uang buku-buku Rp 1,5 juta rupiah.
Disebutkan closing ceremony program ini sudah dilakukan secara online pada Senin, 27 Desember 2021 lalu dan transkrip akademik mahasiswa sudah diterima di kampus. Hasilnya luar biasa, semuanya mendapat nilai sangat memuaskan, salah satunya Russel mendapat nilai sempurna dan mendapat pujian dari dosennya.
“Antusiasme kedelapan mahasiswa ini juga disampaikan langsung oleh para dosen pengajar di DNUI saat acara closing ceremony kemarin. Tugas maupun project yang diberikan dikerjakan dengan sangat baik, bahkan melebihi ekspektasi dosennya. Ini juga jauh dari ekspektasi kami, dan tentunya sangat membanggakan,” kata Suradarma di kampus ITB STIKOM Bali Renon, Denpasar, Kamis (30/12/2021.
Person In Charge Program ICT ITB STIKOM Bali, Luh Putu Ayu Prapitasari, S.Kom, M.Sc menambahkan, ketika program ini ditawarkan, dia hanya punya waktu sebulan untuk sosialisasi kepada para mahasiswa. Ternyata sambutan mahasiswa sangat antusias.
“Dari 16 pelamar kemudian kami adakan seleksi akhirnya terpilih 10 calon, tapi akhirnya dua calon mengundurkan diri karena konsentrasi buat tugas akhir (skripsi). Tenyata delapan mahasiswa kami ini sungguh membanggakan,” aku Prapita.
Rektor ITB STIKOM Bali, Dr. Dadang Hermawan, menyambut gembira prestasi yang dicatat mahasiswanya di luar negeri. “Ini artinya mereka sudah berhasil mewakili ITB STIKOM Bali dengan sangat baik di DNUI, dan juga menjaga nama baik bangsa di mata Republik Rakyat Tiongkok,” kata Dadang Hermawan.
Dadang Hermawan berharap prestasi yang diraih delapan mahasiswa di China ini menjadi pemicu semangat bagi para mahasiswa lainnya agar tahun 2020 lebih banyak lagi mahasiswa ITB STIKOM Bali mengambil kesempatan studi ke luar negeri memanfaatkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Kemendikbud Ristek, baik dalam bentuk transfer kredit internasional, studi independen bersertifikat maupun pertukaran mahasiswa asing.
Terpisah, Russell Raimundo Harypratama ketika dihubungi media ini mengaku kaget karena sebelumnya tak punya ekspetasi bakal mendapat nilai sempurna. Tapi Russel mengakui, bermodalkan pengusaan bahasa Inggris yang bagus dan kemampuan IT yang dimilki sebelumnya serta cara mengajar dosennya mudah dicerna sehingga dia dan rekan-rekannya dapat mengkuti kuliah dengan baik.
“Kaget juga sih karena sebelumnya saya tak punya ekspektasi mendapat nilai sempurna,” aku alumnus Jurusan Rekayasa Perangkat Lunak, SMKT TI Bali Globali Denpasar tahun 2019 ini.
Anak pertama dari tiga bersaudara buah pasangan ayah Tan Haryanto dan ibu Nani Rahayu ini memang mengakui cukup menguasai bahasa Inggris sehingga begitu program ini dibuka dia langsung mendaftarkan diri untuk ikut.
“Banyak manfaat yang kami peroleh mengikuti program ini. Karenanya saya mau ikut pertukaran mahasiswa luar negeri tahun 2022,” tutup Russell Raimundo Harypratama yang bercita-cita ingin memiliki perusahaan startup sendiri. (*/wie)